Parman mengaku sangat kecewa, padahal dirinya sangat membutuhkan gas untuk memasak makanan di warung makannya. Parman berharap pertamina memberikan tambahan stok lagi agar gas bisa mereta.
Terpisah, Wiwit (45) pemilik pangkalan LPG di Kelurahan Selosari mengaku tidak ada kelangkaan gas LPG ukuran tiga kilogram. Bahkan stok yang diberikan selalu sama tak pernah berubah. Hanya saja, Wiwit mengaku banyak pembeli datang dari luar desa bahkan hingga luar kecamatan.
“Gak langka sebenarnya mas, jadi pasokan turun ke sini dari pertamina itu ya selalu sama dari dulu, antara 40-50 tabung. Memang pas tanggal 1 Suro kemarin libur satu hari saja mas,” jawab Wiwit.
Namun demikian diakuinya, banyak pembeli yang datang dari luar desa bahkan ada yang dari luar kecamatan seperti dari Kecamatan Plaosan, Panekan, Goreng-gorengan. Sehingga barulah ada persyaratan pembeli LPG harus menyertakan KTP dan kartu antrean.
“Yang saya heran itu banyak wajah-wajah baru, ada yang dari Plaosan, Goreng-gorengan Ngariboyo itu loh kok sampai sini. Akhirnya mereka saya tolak mas, saya hanya melayani warga sekitar sini saja dan hanya untuk rumah tangga, lain itu mohon maaf,” pungkas Wiwit.
Seperti diketahui, harga gas LPG ukuran tiga kilogram di pangkalan Selosari ini masih sesuai HET dari pemerintah yakni 16 ribu rupiah per tabung. Namun setelah di tangan pengecer, harga tersebut naik menjadi 20 hingga 22 ribu rupiah per tabung.
Bahkan sejak terjadi kelangkaan gas, masih ada orang atau pedagang yang memanfaatkan kondisi ini untuk mencari keuntungan dengan menjual gas tersebut hingga 25 ribu rupiah per tabungnya.
Load more