Surabaya, tvOnenews.com – Ironi dunia pendidikan di kota besar seperti Surabaya. Di tengah sekolah lain ramai menggelar masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), namun tidak dengan SMP Tenggilis Jaya, Surabaya. Sekolah yang berlokasi di kawasan Surabaya Timur ini, justru tidak tampak kegiatan MPLS. Pasalnya, SMP swasta ini hanya mendapatkan satu siswa di tahun ajaran baru 2023–2024.
Informasi yang didapat, untuk ajaran baru tahun 2023–2024, Sekolah Tenggilis Jaya hanya mendapat dua siswa. Artinya siswa yang duduk di kelas 7 hanya dua anak. Sedangkan di kelas 8 ada dua siswa, dan kelas 9 ada 13 siswa. Tidak cukup banyak untus sebuah lembaga pendidikan swasta di kota besar Surabaya.
Ya, di tengah sekolah lainnya ramai menggelar MPLS, sekolah ini tak terdengar gaungnya. Sempat menggelar MPLS di hari pertama, namun di hari kedua ini tidak digelar karena salah satu siswa mengundurkan diri. Praktis, hanya satu siswa yang kini belajar di SMP tersebut.
Ketika tim tvOnenews.com datang ke sekolah tersebut untuk mengonfirmasi, kepala SMP Tenggilis Jaya sudah tidak ada di sekolah. Begitu juga dengan guru lainnya. Kepala SMP Tenggilis Jaya juga tidak menjawab telepon maupun merespon pesan Whatsapp.
“Pak Hari Kepala Sekolah SMP ini baru saja pulang. Kalau guru-guru yang lain jam satu siang sudah pulang. Kalau pak Hari jam setengah tiga tadi pulang ,” ujar Luluk, penjaga sekolah SMP Tenggilis Jaya Surabaya.
Jumlah siswa di SMP Tenggilis Jaya ini mulai menyusut sejak awal pandemi Covid 19 di tahun 2019 dan hingga hari ini, tidak tampak peningkatannya, justru sebaliknya terus menurun. Padahal, pihak sekolah telah menawarkan SPP murah yakni Rp100 ribu per bulan.
Penjaga SMP Tenggilis Jaya menyebutkan, sekolah berlantai tiga ini sebelumnya sempat ramai. Bahkan, satu kelas mencapai 40 siswa. Baik kelas 7, 8 dan 9.
“Dulu siswa di sini cukup banyak. Mencapai 40 anak per kelas. Karena itu, jam masuk sekolah sempat dibagi pagi dan sore hari. Yang sekolah banyak dari kawasan Tenggilis sini, bahkan ada juga rumahnya jauh seperti di Rungkut juga belajar di sini,” ucap Luluk.
SMP ini dirasa mulai sepi siswanya saat mulai diterapkannya sistem zonasi. Lambat laun SMP Tenggilis Jaya ini siswanya menyusut. Kelas 9 di SMP ini ada 13 siswa, sedangkanya kelas 8 ada dua siswa.
Selain karena penerapan sistem zonasi, wabah pandemi Covid 19 juga ditengarai memengaruhi menyusutnya jumlah siswa yang masuk di SMP Tenggilis Jaya. (msi/far)
Load more