Madiun, tvOnenews.com - Munculnya penyakit Antraks pada hewan ternak di Kabupaten Pacitan dan Gunung Kidul Jawa Tengah, membuat Dinas Peternakan Propinsi Jatim dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Madiun, kembali gencar melakukan sidak peredaran sapi di sejumlah pasar hewan di Kabupaten Madiun, Selasa (18/7).
Dokter hewan Bagus Sri Yulianta yang juga merupakan Kabid Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Madiun mengatakan, sidak ini dilakukan guna mengantisipasi penyebaran virus antrak yang disebabkan bakteri Bacollus Anthracis pada hewan ternak baik sapi maupun kambing.
“Yang pertama pemantauan di pasar hewan ya jadi khusus ini kemudian nanti baru kita lakukan pemantauan di tempat penjual ternak lainnya,” kata Bagus usai pemeriksaan sapi di Pasar Muneng.
Bagus mengatakan ciri-ciri sapi yang terinfeksi virus antraks adalah tingginya jumlah kematian pada sapi yang disertai dengan suhu panas tinggi. Kemudian jika ada kematian dibarengi dengan adanya darah yang keluar dari lubang alami.
Sementara pemeriksaan hewan yang dilakukan petugas gabungan adalah dengan mengecek kondisi lubang alami pada sapi, kemudian suhu tubuh sapi, serta kondisi mulut. Bagi peternak yang sapinya memiliki ciri-ciri tersebut diatas maka dapat segera menghubungi petugas atau mantri hewan terdekat.
“Hingga saat ini kasus antraks di Kabupaten Madiun masih belum ada. Maka dari itu kita lakukan pemantauan di lapangan ini adalah dalam rangka mencegah supaya tidak menyebar ke Kabupaten Madiun,” imbuhnya.
Bagus juga menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan petugas yang ada di kecamatan untuk ikut melakukan pemantauan lalu lintas hewan ternak di daerahnya masing-masing. Khusunya hewan ternak dari Pacitan dan Gunung Kidul, karena di daerah tersebut antraks muncul.
Terpisah, Wardi (58) salah satu peternak sapi asal Caruban Madiun mengaku dirinya dengan peternak lainnya sempat takut dan khawatir. Karena peternak sapi baru saja bisa menghela nafas lega dari virus PMK yang menyerang sapi, kini datang kembali virus antraks.
“Ya takut mas, baru saja lepas dari PMK, banyak sapi mati banyak peternak rugi, ini datang lagi virus baru,” ujar Wardi.
Wardi yang memiliki 10 ekor sapi di rumahnya hanya berusaha mengantisipasi virus tersebut agar tidak menular ke sapi miliknya, dengan menjaga kebersihan kandang dan juga makanan sehat.
“Ya menjaga kebersihan kandang aja, kasih makanan sehat khususnya kasih empon-empon itu buat jamu sapi. Sebulan sekali juga diperiksakan kesehatannya ke mantra,” tutup Wardi.
Hingga kini, petugas gabungan belum menemukan adanya indikasi sapi atau kambing di Kabupaten Madiun yang tertular virus antraks.
Namun demikian pemerintah setempat kembali memperketat peredaran jual beli sapi dan kambing dari luar daerah masuk ke Madiun. (men/hen)
Load more