"Rumah dengan model ornamen Batavia atau arsitekstur betawi ini, jumlahnya cukup banyak berkisar hampir ratusan rumah, salah satunya, rumah milik saya," ungkapnya.
Taufik menambahkan, rumah yang dibangun sejak tahun 1870 ini merupakan rumah punden dari keluarga Atmo Prata, yang diwariskan ke keluarga Nur Hadi dan terakhir ke keluarga Nur Wasil.
"Terakhir diwariskan ke bapak saya, Nur Wasil hingga sekarang ini," imbuhnya.
Lanjut kata taufik, rumah tersebut tidak ditempati keluarganya, namun sudah tiga kali dikontrakkan, bahkan rumah dengan luas sekitar 108 meter persegi itu, pernah ditawar orang untuk dibeli dengan harga Rp 600 juta, namun pihak keluarga tidak menjualnya.
"Pernah ada yang menawar rumah ini dengan harga Rp 600 juta namun dari keluarga tidak berkenan rumah ini untuk dijual. Kan lokasi rumah ini strategis, bangunannya masih kokoh dan masih orisinil tidak ada perubahannya, dari keluarga kami melestarikannya," ungkapnya.
Terkait perawatan rumah 1870, kata pria yang lahir di rumah ini dan sekarang berusia 50 tahun, mengatakan, kalau dirinya dapat pesan dari orangtuanya boleh diperbaiki namun tidak merubah bentuk aslinya.
"Bahkan bapak berpesan kalau mengecat tembok di dalam ruang kamar, ruang tamu maupun di teras, harus mengunakan cat warna putih atau kuning tidak boleh warna lainnya," pungkasnya. (eco/far)
Load more