Surabaya, tvOnenews.com - Young Buddhist Association bersama Jaringan Gusdurian menggelar kajian lintas agama bertema “Humanity is Above All” dalam perspektif agama Islam dan Buddha, Minggu (14/5) sore.
Kajian yang dilakukan di Surabaya ini menghadirkan dua narasumber dari dua agama, yaitu Bhante Nyanasuryanadi Mahathera yang merupakan Dewan Pelindung Vesak Festival, dan Alissa Wahid yang merupakan Direktur Jaringan Gusdurian serta Putri Sulung dari Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid.
Kegiatan ini membahas tentang "Kemanusiaan di atas Segalanya" yang merupakan konsep moderasi beragama yang digagas oleh Young Buddhist Association Indonesia untuk menyambut Hari Trisuci Waisak dan bersama Jaringan Gusdurian yang sama-sama memiliki semangat kebaikan dan sosial kepada sesama tanpa memandang identitas. Kegiatan inipun dihadiri lebih dari 150 peserta baik dari Agama Buddha maupun non-Buddha.
Dalam agama Buddha, kebersamaan antar manusia yang sama tinggi bukan melihat status sosial maupun gender. Sebagai umat Buddha sudah seharusnya menempatkan diri dan memiliki kepekaan terhadap ketidakadilan. Mengembangkan kerangka berpikir positif, menjalin interaksi, maupun dialog yang dekat sehingga dapat memahami, bukan hanya label saja harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Jadi tingkatkan kepekaan empati pada orang lain sehingga bisa memiliki cara pandang dan memiliki pola pikir dan berperilaku yang inklusif,” Jelas Nyanasuryanadi Mahathera.
Karenanya, melalui pertemuan lintas agama ini Bhante berharap dapat menyadarkan semua elemen masyarakat untuk menjadi manusia yang lebih baik dalam menyongsong perayaan Hari Trisuci Waisak.
"Tiga peristiwa Waisak adalah sebuah perjalanan Guru Agung kita, Sang Buddha. Peristiwa ini menjadi teladan yang mengingatkan kita bahwa hidup kita ini sangat berharga, namun memiliki batasan waktu dimana kita nantinya akan meninggal. Untuk itu kita perlu meningkatkan kapasitas kita dan mengoptimalkan hidup kita. Kita bisa lakukan apapun, kalau kita mau,” tambahnya.
Sementara itu, Alissa Wahid juga menjelaskan misi Gusdurian dalam tindakan kebaikan kepada semua termasuk bidang kemanusiaan adalah berasal dari filosofis Gusdur dimana manusia hidup itu perlu menekankan pada Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Keadilan. Bukan pada hal matrealistis. Bahkan, tidak ada kekuasaan yang lebih tinggi daripada kemanusiaan.
Menurutnya, kaum muda adalah kaum peka hak dan berani untuk membela apa yang diyakini. Disisi lain kaum muda memiliki kebebasan informasi dan transportasi. Hal ini menyebabkan kaum muda bisa salah arah dan menjadi egoistis dan menjadi sociocentric society.
“Padahal kalau kita menerapkan nilai-nilai kemanusian kita akan sadar apa yang benar-benar penting dan memprioritaskan kepentingan bersama demi terciptanya kebahagiaan dan keharmonisan hidup," katanya.
Sementara itu, wakil Ketua Young Buddhist Association Limanyono Tanto, Wakil Ketua YBA mengatakan pertemuan dan silaturahmi lintas tokoh agama ini sangat perlu dihadirkan agar muda-mudi Buddhis Indonesia dapat saling mengenal antar ajaran.
Selain itu, acara ini juga untuk menyambut perayaan Trisuci Waisak, sehingga bisa menambah wawasan dan pengetahuan hidup berbangsa dan bernegara, bukan terpaku pada perayaan ritual agama saja. Tujuan akhirnya agar tercipta moderasi dan tenggang rasa antar umat beragama serta menjadi nilai lebih umat Buddha di mata umat beragama lain melalui sikap dan sifatnya. (sha/gol)
Load more