"Pilkades Serentaj di Bangkalan, ada Calon Kades yang lewat di bawah ibunya dan lain sebagainya, itu adalah bahasa tubuh yang mengakui bahwa terlahir dari seorang ibu, dan ia mengakui bahwa ia merasa lemah, doif, (dihadapan orang tua), keridhoan ibu serta doa restu orang tua," tuturnya Jumat, (12 /5)
Ia mengatakan, di ajaran agama Islam menganjurkan, bahwa seorang ibu berada di posisi yang utama.
"Jadi seorang ibu berada di posisi yang paling utama, dalam agama Islam. Jangan salah paham nanti dinyatakan syirik atau sebagainya, itu tidak diperbolehkan," terangnya.
"Bahasa tubuh seringkali lebih hebat dari sebuah kata - kata. Makanya dulu para leluhur kita, sesepuh kita dulu, karena minimnya pendidikan dan sebagainya, ia lebih banyak mengajarkan pakai bahasa tubuh bukan bahasa kata, seperti sungkem misalnya di kraton, itu apa maksudnya, maksudnya jiwa raga kami saya persembahkan," pungkasnya.
Setelah kedua Cakades mendapat tamparan dari ibundanya, ia kemudian melangkah menuju ke panggung tempat pemungutan suara yang telah disediakan pihak panitia.
Perlu diketahui pelaksanaan Pilkades Serentak tahap dua di Kabupaten Bangkalan Madura, dilaksanakan serentak pada Rabu kemarin (10/5), dengan diikuti sebanyak 147 desa dari 18 kecamatan di Kabupaten Bangkakan.
Dari 147 desa kebanyakan penghitungan suara cakades sudah selesai, namun ada pula yang belum tuntas karena masih sengketa dalam tahap penghitungan (fds/hen)
Load more