“Jadi yang kami dengar informasi ini valid. Porsi yang lama, kuota yang lama, itu belum terpenuhi karena secara nasional baru kurang lebih 80% yang melunasi, dan setahu saya, sampai dengan tanggal 5 Mei itu Kota Surabaya baru 76%. Jadi, ada 24% yang belum melunasi kurang lebih 600-an orang. Itu cukup besar, ya, dengan jumlah Jemaah 3.000 lebih di Surabaya,” tutur pria asal Madura ini.
Jika pihaknya tidak ambil action cepat, tambah Molik Latief, maka bisa saja sampai dengan akhir pelunasan sampai tanggal 12 Mei kuota ini tetap tidak terpenuhi meskipun diberikan kepada cadangan.
“Karena kalau diberikan kepada cadangan porsi yang ada di bawahnya, belum tentu mereka siap secara finansial, belum tentu lengkap persyaratan yang dibutuhkan mereka bisa kejar,” kilahnya.
“Contoh pembuatan paspor bio metrik mandiri yang saat ini juga tidak gampang karena tidak secara otomatis ketika perekaman biometrik itu bisa mudah gitu kan ada yang sampai baru 3 hari 4 hari bisa selesai,” imbuh Molik.
Karena itu, KBIH di Surabaya dan seluruh Jawa Timur mengusulkan kepada pihak pengambil kebijakan, khususnya Dirjen Haji Kementerian Agama Republik Indonesia agar dikembalikan seperti tahun-tahun yang lalu.
“Regulasinya 1 sisa porsi yang belum terlunasi Ini pertama di perioritaskan kepada jamaah yang tidak bisa melunasi karena gagal system.
“Artinya dia diberi kesempatan ulang untuk melunasi lagi yang kedua diberikan kesempatan kepada para pendamping lansia agar lansia yang sudah siap ilmunya sudah siap finansialnya ini bisa juga segera melunasi dengan jaminan ada pendamping,” urainya.
Load more