Surabaya, tvOnenews.com - Teriakan "Salibkan Dia.. salibkan Dia.." terdengar menggema bersautan memenuhi tiap sudut di halaman Gereja Santo Mikael Tanjung Sadari, Tanjung Perak Surabaya.
Ratusan umat Katolik berkumpul di Gereja Santo Mikael memperingati Vila de Lorosa kisah sengsara Isa Almasih, atau lebih dikenal Prosesi Jumat Agung (7/4). Prosesi berlangsung khidmat dan dihadiri sekurangnya 200 umat yang antusias dari pukul 08.00 sampai 10.10 WIB.
Tahun pertama kembali digelarnya Jalan Salib pasca pandemi, para pemain ini bahkan sampai menginap di gereja, agar tak terlambat pagi ini. Mereka mulai merias diri sejak pukul 04.00 WIB. Umat dipersilahkan ikut mengarak jasad Yesus yang dibopong oleh para serdadu ke kubur, yang terletak di samping kiri pintu masuk utama gereja. Yesus dibaringkan disana agar umat bisa melihat lebih dekat. Selesai prosesi jalan salib semua umat riuh memberikan tepuk tangan.
“Meski masih banyak kekerangan drama sengsara Yesus, tahun ini anak-anak memerankan perannya cukup bagus,” tambahnya.
Umat yang duduk di bangku depan gereja merasakan drama tersebut sebagai kejadian yang nyata, hingga beberapa wanita larut dalam kesedihan dan tak kuasa menahan tetesan air mata.
Tangis itu pecah ketika melihat Yesus ditendang, dipukuli, dicambuk oleh para serdadu sebelum dipaku pada kayu salib. Pembawaan karakter, ditambah lumuran cat merah yang membalut tubuh pemeran Yesus mampu menyedot perhatian umat dan membuat mereka terharu.
"Dramanya begitu menyentuh, luar biasa. Saat para pemain memasuki gereja didukung instrumen musik yang sesuai membuat saya merinding," ujar Yustina Sri Marianti, umat sekaligus pemeran drama.
Visualisasi jalan salib tersebut dibawakan oleh sedikitnya 50 orang dengan komposisi remaja Katolik, orang muda Katolik, serta anak Bina Imam di paroki itu. Seluruh umat khusyuk menyaksikan. Mereka mengikuti proses demi proses saat Yesus Kristus diadili hingga dihukum cambuk dan berakhir di Salib di bukit Golgota.
"Drama ini memang cuma bagian kecil, tapi ingatan saya mengarah pada suasana di Yerusalem. Betapa sempurna pengorbanan Tuhan untuk umatnya yang berdosa," tambahnya.
Prosesi Drama yang sangat dijiwai membuat banyak umat yang keluar gereja saat drama selesai dengan kondisi mata merah dan muka sembab terisak.
"Baru kali ini ikut visualisasi, memang lebih merasakan suasana yang sebenarnya ketimbang jalan salib biasa. Saya benar-benar merasakan penderitaan Yesus," pungkasnya. (zaz/hen)
Load more