Lumajang, tvOnenews.com – Berdasarkan laporan rutin petugas Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru di Pos PVMBG Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro, Lumajang, selama periode pengamatan Jumat (7/4), mulai pukul 00.00 WIB–06.00 WIB, aktivitas vulkanik Gunung Semeru (3676 Mdpl) terpantau masih tinggi.
Selama periode pengamatan itu, cuaca di Gunung Semeru terpantau cuaca berawan dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah timur laut dan timur, suhu udara 21-22 °C.
“Gunung jelas hingga kabut 0-I. Asap kawah tidak teramati. Teramati 8 kali letusan dengan tinggi asap 300-600 meter, berwarna putih kelabu, ke arah timur-timur laut,” kata petugas PPGA Semeru Sigit Rian Alfian dalam laporannya, Jumat (7/4).
“Terdengar beberapa kali gemuruh letusan lemah hingga sedang,” imbuhnya.
Sedangkan secara kegempaan, Gunung Semeru terekam telah mengalami 18, Amplitudo : 10-23 mm, durasi : 59-106 detik. 2 kali hembusan, amplitudo : 3-4 mm, durasi : 49-52 detik. 3 kali tremor harmonik, amplitudo : 3-8 mm, durasi : 120-258 detik, serta 3kali tektonik jauh, amplitudo : 7-21 mm, S-P : 14-58 detik, durasi : 54-199 detik.
“Tingkat aktivitas Gunung Semeru hingga saat ini masih level 3 atau siaga,” tutupnya.
Mengingat masih tingginya aktivitas vulkanik Gunung Semeru, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementrian ESDM, telah mengeluarkan beberapa rekomendasi yang harus dipatuhi warga demi keselamatan bersama dan pengurangan resiko bencana, diantaranya larangan warga melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak. Warga juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Warga juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi, menghimbau kepada warga dan para penambang pasir di aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru, agar tetap meningkatkan kewaspadaanya.
Sebab, Gunung Semeru yang hingga saat ini masih berada pada level 3 atau siaga, masih menyimpan potensi ancaman bahaya yang masih tinggi.
Di samping itu Patria juga mengingatkan warga, agar tidak lengah meskipun selama ini untuk jarak luncur guguran lava maupun lava pijar masih jauh dari pemukiman warga.
“Memang sejauh ini belum ada dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya guguran lava pijar selama ini. Namun warga tidak boleh lengah, sekali lagi harus tetap waspada mengingat saat ini sudah memasuki musim pancaroba. Untuk penambang pasir serta warga yang hendak melintasi jalur curah kobokan, kenali tanda-tanda alam. Segera hentikan aktivitas, jika sudah terjadi hujan. Patuhi arahan petugas kami di lapangan,” imbuhnya.
Selain itu, sesuai Informasi terbaru yang diterima Pusdalops BPBD Kabupaten Lumajang dari PPGA Semeru, bahwa saat ini sedang terjadi penumpukan material lava baru yang membentuk lidah lava, di sepanjang kawah yang mengarah ke Besuk Kobokan yang berpotensi terjadi awan panas guguran (APG).
“Saat ini ada tumpukan material lava baru yang membentuk lidah lava di sepanjang kawah dengan jarak kurang lebih 2000 meter dari kawah, arahnya ke Besuk Kobokan. Untuk itu, hal ini harus menjadi perhatian bagi masyarakat yang beraktifitas di sepanjang daerah aliran sungai,” paparnya.
Selanjutnya Patria menyatakan bawah daerah aliran sungai (DAS) yang berpotensi terlanda awan panas guguran (APG) meliputi Besuk Kobokan, Besuk Kembar dan Besuk Bang. Untuk itu, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan PVMBG Badan Geologi untuk mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Api Semeru.
“Untuk ketiga aliran tersebut, diperlukan kewaspadaan tinggi terhadap kemungkinan terjadinya bahaya Awan Panas Guguran,” pungkasnya. (wso/hen)
Load more