Surabaya, tvOnenews.com - Komunitas Nol Sampah menyebut sampah yang meningkat selama Bulan Suci Ramadhan tahun ini di Surabaya adalah sampah sisa makanan, tas kresek dan alat makan sekali pakai.
“Kami terus melakukan kampanye berupa kegiatan bagi takjil tanpa plastik sekali pakai,” kata Koordinator Komunitas Nol Sampah, Wawan Some di Surabaya, Jumat (31/3).
Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya menyebutkan, sampah warga Surabaya yang masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo sehari mencapai 1.500 hingga 1.600 ton. Jumlah itu biasanya meningkat 100-200 ton pada bulan Ramadhan dan bisa bertambah 400-500 ton menjelang Idul Fitri.
Jika dilihat dari komposisi sampah di Kota Surabaya pada 2021, kata dia, sampah sisa makanan yang dominan, mencapai 54 persen lebih, sampah kertas 14 persen dan sampah plastik 22 persen. Jumlah sampah plastik ini meningkat dibandingkan tahun 2017 yang hanya 14 persen.
Berdasarkan studi yang dilakukan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan beberapa lembaga pada tahun 2021 di TPA Benowo diketahui 5 jenis plastik terbanyak adalah tas kresek (27 persen), plastik peralatan makan sekali pakai (18 persen), popok dan pembalut (17 persen), botol minuman (14 persen) dan plastik kemasan (8 persen).
“Yang menarik sampah plastik alat makan/minum sekali pakai yang terus meningkat tajam akhir-akhir ini,” ujarnya.
Untuk itu, kata Wawan, Komunitas Nol sampah Surabaya dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya bersama komunitas peduli Lingkungan seperti trashbag Community dan Kampung Iklim Sambikerap melakukan kampanye berupa kegiatan bagi takjil tanpa plastik sekali pakai secara rutin di Taman Bungkul, Surabaya.
Wawan mengatakan, dalam kampanye itu, diberikan contoh bahwa makanan takjil ditempatkan di kotak yang bisa dipakai berulang kali. Begitu juga dengan minum akan menggunakan botol yang bisa dipakai berulang kali.
Load more