Jombang, Jawa Timur - Sejumlah Calon Jamaah Haji (CJH) di Jombang, merasa mendapat ujian berat secara bertubi-tubi. Karena, setelah bisa mendaftar pada tahun 2011 dan 2012 dan dijadwalkan berangkat pada tahun 2020, dan pada tahun itu bisa melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) namun gagal berangkat karena wabah Covid-19.
Pada tahun 2021 gagal berangkat lagi, karena pemerintah Indonesia tidak memberangkatkan karena dunia masih dilanda wabah Covid-19.
"Harapan saya pada tahun 2022 bisa berangkat. Ternyata ada pembatasan usia, sehingga yang bisa berangkat hanya istri saya, karena saya waktu itu sudah berumur 72," papar Lukman Syah, warga Dusun Kedaton, Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek, Jombang, Senin (13/2) dengan suara lemah.
Lukman merelakan istrinya berangkat tanpa disampingi dirinya dengan pertimbangan tidak tahu ketentuan Allah, apakah tahun 2023 masih hidup atau sudah dipanggil Allah.
"Saya betul-betul sedih karena melepas istri saya berangkat haji dengan kondisi sakit stroke. Berangkat dan rangkaian ibadahnya dengan menggunakan kursi roda," tambah pensiunan PNS ini.
Musim haji tahun 2023 gambaran Lukman menjadi saat yang bahagia, karena hampir pasti dirinya masuk dalam daftar jemaah yang akan berangkat, karena telah lunas BPIH.
"Ternyata ujian belum selesai. Pemerintah akan menaikkan biaya haji yang sangat besar. Berat bagi saya kalau disuruh menambah biaya lagi. Saya harus bermusyawarah dengan anak-anak saya. Kalau anak-anak saya tidak bisa membiayai ya terpaksa menjual sawah," ujar Lukman, sambil meminta pemerintah agar kenaikan biaya haji tidak terlalu besar.
Load more