Brebes, Jawa Tengah - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Brebes pada Jumat (15/7/22) malam hingga Sabtu (16/7/22) pagi menyebabkan puluhan hektare lahan tanaman bawang merah di sejumlah desa di Kecamatan Wanasari terendam banjir.
Akibat lahan persawahan yang merendamkan tanaman bawang merah, para petani bawang merah di Kabupaten Brebes merugi hingga miliaran rupiah.
Salah satu petani bawang merah asal Desa Sidamulya, Juwari mengungkapkan bahwa untuk satu hektar tanaman bawang yang terendam, petani mengalami kerugian sekitar Rp 130 juta rupiah. Untuk di desanya ada sekitar 30 hektare tanaman bawang merah milik petani yang terendam.
Sementara di Kecamatan Wanasari diperkirakan mencapai 60 hektare tanaman bawang merah yang terpaksa dipanen dini karena petani tidak ingin mengalami kerugian yang lebih besar. Apalagi saat ini ongkos produksi meningkat lantaran harga pupuk yang naik dan sangat mahal.
"Tanaman bawang merah terpaksa dipanen dini yang saat ini rata-rata usia tanaman bawang merah baru mencapai 45 hari, padahal untuk dipanen biasanya berumur 60 hari," ungkap Juwari Sabtu (16/7/22).
Sebenarnya usia bawang merah 45 hari, beber Juwari belum layak untuk dipanen karena usia tanam masih kurang matang atau belum ideal untuk dipanen.
"Kami terpaksa memanennya, karena untuk menyelamatkan hasil bawang merahnya meskipun hasilnya kurang maksimal. Kalau dibiarkan terendam sampai dua hari bawang akan busuk," kata Juwari.
Namun, jumlah luasan lahan yang terendam banjir bisa terus bertambah lantaran saat ini pihaknya masih melakukan pendataan.
"Kalau banjir begini satu hektare lahan siap panen milik petani merugi sampai Rp 130 juta, kalau sampai 60 hektare yang terendam jelas para petani di Kecamatan Wanasari merugi hingga miliaran rupiah," jelas Juwari.
Faktor cuaca yang tidak menentu seperti sekarang ini menjadikan petani serba bingung saat menanam tanaman bawang. Apalagi biasanya di Juli sebelum-sebelumnya tidak turun hujan, akan tetapi saat ini kerap hujan dengan intensitas yang tinggi.
"Memang saat ini terjadi anomali, cuaca ditahun ini sangat membingungkan petani. Dulu kita liat hujan selalu turun diakhir dan awal tahun namun kali ini cuaca tidak bisa diprediksi," terang Juwari.
Juwari menjelaskan jika banjir yang merendam areal pesawahan kali ini paling besar dalam kurun waktu satu bulan terakhir.
"Sebulan belakangan dampak banjir yang merendam lahan pertanian bawang merah khusunya, kali ini paling besar dan paling parah merendamkan lahan persawahan," sambungnya.
Penyebab banjir yang merendam lahan sawah di sejumlah desa di Kecamatan Wanasari milik petani saat hujan deras mengguyur, yakni
saluran Sungai Layapan yang menyempit di bawah jalan Tol Pejagan Pemalang yang ada di ruas jalan Desa Sidamulya.
Kondisi ini diperparah dengan pendangkalan Sungai Layapan sehingga aliran air sungai tak lancar.
"Kami harap pemerintah untuk segera melakukan normalisasi Sungai Layapan terutama di sisi utara jalan tol, karena mengalami pendangkalan yang parah. Sebenarnya sudah berulang kali kami usulkan ke pemerintah tapi sampai saat ini masih belum ada respon," pungkasnya. (oso/ree)
Load more