Banyumas, Jawa Tengah - Fenomena ribuan
ikan mati massal di
Sungai Serayu Jumat (1/4/2022) lalu menghebohkan warga. Setelah dilakukan uji laboratorium, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas menyebut penyebabnya adalah kandungan lumpur tinggi di perairan sehingga menurunkan oksigen di dalam air.
“Jadi memang dari hasil uji lab, intinya itu bukan akibat pencemaran dari akibat air limbah, atupun dari perusaahan,” uja Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas, Junaidi, kepada wartawan, Selasa (5/4/2022).
Junaidi menampik dugaan kematian massal ikan disebabkan limbah beracun dari limbah industri.
Pembukaan spillway waduk Mrican, yang melakukan flushing atau membuka kantong lumpurnya. Sehingga kondisi air di Sungai Serayu keruh dan berlumpur.
"Di Mrican ada pembukaan, sehingga air di Sungai Serayu keruh dan berlumpur, dan akhirnya oksigen dalam air rendah, sehingga ikan itu pada mabok dan mati,” jelasnya.
Namun, dari hasil uji laboratorium juga didapati jika air Sungai Serayu mengandung nitrat atau nitrogen yang berasal dari penggunaan pupuk pertanian.
"Kandungan nitrat atau nitrogen, karena selama ini didaerah Banjarnegara dan Wonosobo, dibendung jadi terhalang. Karena curah hujan disana tinggi, dan saat kantong lumpur dibuka, akhirnya terbawa bersamaan,” rincinya.
Setelah fenomena ikan mati massal, pihak DLH Kabupaten Banyumas mengambil sampel air Sungai Serayu. Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui kandungan air yang menyebabkan ikan mati. (Sonik Jatmiko/ade)
Load more