Semarang, Jawa Tengah - Tim rukyatul hilal Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Jawa Tengah, hari ini menerjunkan tim pengamatan bulan untuk memastikan awal bulan Ramadan 1443 H.
Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarkat (LP2M) UIN Walisongo, M Rikza Chamami, lewat keterangan tertulis menyatakan, dipilihnya lokasi yang berbeda merupakan bagian dari ikhtiar bersama untuk memastikan tanggal 1 Ramadhan.
"Kegiatan untuk rukyatul hilal rutin dilakukan oleh UIN Walisongo Semarang menjelang puasa bulan Ramadhan. Hal yang sama juga dilakukan ntuk memastikan 1 Syawal, 1 Dzulhijjah dan 1 Muharram," jelas Rikza Chamami, Jum’at (1/4/2022).
Ia menambahkan, pada kegiatan rukyatul hilal 1 Ramadhan tersebut, UIN Walisongo Semarang berkerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Wilayah Jawa Tengah, Kemenag Kendal, Lajnah Falakiyyah PCNU Jepara dan Tim Hisab Masjid Agung Jawa Tengah.
Tim rukyatul hilal dari UIN Walisongo, lanjutnya, terdiri dari dosen dibantu para mahasiswa S1 dan S2 Jurusan Ilmu Falak. Mereka akan diterjunkan untuk mengamati visibilitas hilal atau bulan sabit muda saat matahari terbenam, sebagai tanda pergantian bulan pada kalender Hijriah.
Sementara itu, Sekretaris Program Studi S2 Ilmu Falak UIN Walisongo, Ahmad Adib Rofiuddin mengatakan, untuk memastikan apakah Ramadhan akan dimulai Sabtu atau Minggu, dilakukan melalui hasil pengamatan bulan.
"Sedang untuk penentuan awal Ramadhan 1443 H, UIN Walisongo tetap menunggu keputusan sidang Isbat yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama RI petang ini,” jelas Adib.
Menurut pengamatannya, posisi hilal pada akhir bulan Sya’ban 1443 H di seluruh wilayah Indonesia tidak ada yang mencapai 3 derajat. Artinya besar kemungkinan hilal tidak akan terlihat.
“Ini berarti bahwa kriteria baru Menteri-Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) yang digunakan oleh Kemenag RI mulai tahun 2022 ini belum terpenuhi, sehingga kecil kemungkinan hilal akan terlihat,” ungkapnya.
Rukyatul hilal ini, kata Adib menjadi penting sebagai uji verifikasi kriteria MABIMS baru yang akan digunakan sebagai acuan dalam penentuan awal bulan hijriah di tahun-tahun berikutnya. (Teguh Joko Sutrisno/Buz)
Load more