Perjuangan Ayah Penderita Polio Menghidupi Istri Celebral Palsy dan Buah Hatinya di Kebumen
- Tim tvOne - Wahyu Kurniawan
"Tak hanya Huma, segala keperluan istri saya yang nyiapin mas," lanjutnya.
"Ya begini ini mas, sekarang aktifitas saya cuma bisa terbaring di kasur. Makan saya, mandi, semua bapak (Ratmin) yang ngurus. Perut ke bawah sampai kaki udah gak bisa berfungsi. Gak lemes, tapi kaku kayak kayu gak bisa digerakin ini," saut Tari.
Tari pun bercerita semakin hari kondisinya semakin memburuk. Terlebih lagi dirinya saat ini memiliki anak kecil yang begitu membutuhkan kasih sayang orangtuanya.
"Mikir anak masih kecil, kan umur nggak tahu ya mas, aku dulu apa bapak dulu. Kalau aku dulu anakku sama siapa, kalau bapak dulu, aku sama sapa dan anakku siapa yang ngurus. Itu yang selalu jadi pikiran, saya bingung," ungkap Tari.
Tari mengaku, sejak melahirkan Huma, ia tidak bisa merawat anak layaknya seorang ibu. Kondisi tubuhnya yang di vonis dokter menderita celebral palsy atau lumpuh di badan bagian bawah membuat dirinya tak bisa memegang anaknya.
"Kondisi tubuh saya, dari perut ke bawah mati, kaki saya ini kaku gak bisa digerakin. Sempat nangis mas, menangis gak bisa megang anak saya seperti layaknya seorang ibu," kata Tari.
Kini, jelas Tari, semua kebutuhan dan keperluan dirinya dilakukan dan dikerjakan oleh sang suami. Bagi Tari, sang suami satu-satunya orang yang menguatkan kegundahan dirinya.
Dengan ikhlas, Ratmin yang juga punya gerak terbatas harus membagi waktu dan tenaganya untuk merawat Tari dan sang buah hati yang baru berusia empat tahun.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Ratmin mengandalkan upah dari jasanya sebagai penjahit. Dengan ongkos Rp100 ribu untuk satu pasang baju, ia merasa bersyukur meski rupiah yang didapatnya tidak pasti.
Apalagi Ratmin harus menanggung biaya kebutuhan susu dan popok yang menguras kantong karena bukan untuk Huma semata melainkan juga popok sekali pakai untuk istrinya.
"Sepahit apapun kehidupan saya mas, gak saya perlihatkan sama orang, ya batin sendiri yang penting kelihatan semangat. Meski capek nggak terasa capek udah biasa. Karena saya punya tanggungjawab sama anak istri jadi ya walaupun capek, melihat anak istri senang ikut senang jadi hilang seketika," ujar Ratmin tersenyum.
Load more