Petugas Perhutani Gagalkan Pencurian Kayu Jati di Blora, Aksi Kejar-kejaran Diwarnai Tembakan Peringatan
- Tim tvOne - Agung Wibowo
Blora, tvOnenews.com - Sebuah video dramatis yang memperlihatkan pengejaran kawanan pencuri kayu jati oleh petugas bersenjata api viral di berbagai platform media sosial.
Belakangan diketahui, adegan menegangkan dalam video berdurasi lebih dari satu menit tersebut melibatkan tim khusus Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung.
Peristiwa ini terjadi di petak 54, Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Ngampel, yang termasuk dalam wilayah Perhutani KPH Randublatung, Blora, Jawa Tengah.
Dalam upaya menggagalkan aksi ilegal tersebut, petugas Perhutani terpaksa melepaskan dua kali tembakan peringatan untuk menghentikan laju para pelaku. Sayangnya, meskipun tembakan peringatan telah dikeluarkan, para pencuri berhasil melarikan diri dari kejaran petugas.
Kepala Administrasi KPH Randublatung, Herry Merkussiyanto Putro, mengonfirmasi kebenaran video tersebut dan menyatakan bahwa petugas Perhutani memang dilengkapi dengan senjata api dalam menjalankan tugas pengamanan hutan. Namun, ia menyayangkan beredarnya video tersebut di masyarakat.
"Perlu saya sampaikan terkait video yang beredar, sebenarnya saya sangat menyayangkan. Tapi karena video itu sudah beredar, kami harus menyampaikan bahwa apa yang terlihat di video tersebut adalah bagian dari tugas dan tanggung jawab kami dalam pengelolaan hutan. Pengamanan ini adalah tugas yang melekat pada petugas Perhutani," ujar Herry saat ditemui di kantornya, Rabu (7/5/2025).
Lebih lanjut, Herry menjelaskan bahwa video tersebut merupakan representasi dari upaya pencegahan yang dilakukan petugas Perhutani dalam mengamankan kayu hutan dari praktik pencurian.
"Apa yang ada di video itu kegiatannya berkaitan dengan pencegahan illegal logging. Kami katakan pencegahan karena selama ini kami lebih mengedepankan pencegahan. Upaya penangkapan baru kami lakukan apabila sudah positif terkait dengan illegal logging," terangnya.
Herry menambahkan bahwa tindakan melepaskan tembakan peringatan terpaksa dilakukan karena para pencuri kayu berusaha melawan dan mengancam keselamatan petugas saat penyergapan dilakukan.
"Pada saat dilakukan penyergapan, ada sekelompok orang yang melakukan illegal logging. Saat penyergapan, mereka melawan dengan jumlah yang cukup banyak, sekitar 8-9 orang, sementara petugas kami hanya 4 orang pada saat itu. Situasi ini tidak memungkinkan dan membahayakan keselamatan petugas, maka saat mereka akan melakukan perlawanan, kami berikan tembakan peringatan," imbuhnya.
Load more