Jepara, tvOnenews.com - Dampak kebijakan Presiden Amerika Donald Trump yang menaikan pajak ekspor dari indonesia ke Amerika sebesar 32 persen mulai dirasakan pengusaha dan eksportir furniture di Jepara, Jawa Tengah.
Ratusan furniture di dalam kontainer yang sudah dalam perjalanan menuju Amerika di pending oleh pihak buyer hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Salah satunya dirasakan oleh produsen furniture di kawasan jalan bandengan. Pasca libur Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah, biasanya sejumlah pesanan furniture di perusahaan tersebut untuk ekspor ke amerika sudah mulai masuk.
Namun hingga kini belum ada informasi dari rekanan di Amerika. Bahkan 3 kontainer yang berisi ratusan furniture dengan tujuan Amerika, dua diantaranya untuk sementara dipending. Terhambatnya ekspor furniture ke negeri Paman Sam tersebut diduga kuat imbas dari kebijakan presiden Amerika Donald Trump yang menaikan pajak ekspor Indonesia yang naik hingga 32 persen.
“Rencana kita ada 3 kontainer ekspor ke Amerika, pastinya ada pengaruhnya kaitan kenaikan pajak, rencananya kan kemarin habis lebaran ekspor 3 kontainer, namun 1 sudah sampai dan dua dipending, katanya akan dipertibangkan dulu yang dua kontainer terseebut, ungkap Diah, manajer pemasaran salah satu produsen furniture di Jepara saat ditemui, Rabu (09/04/25) kemarin.
Menurut Diah, pasca kejadian kebakaran hebat di Los Angeles beberapa waktu lalu, permintaan ekspor furniture ke Amerika sempat mengalami prospek yang bagus. Namun kini tiba tiba terhambat akibat naiknya pajak/
Meski AS hanya di kisaran 20 persen tujuan ekspor, namun cukup membantu di tengah perekonomian yang lesu. Rata-rata untuk satu tahun mampu mengekspor hingga 12 kontainer, dimana dalam satu kontainer berisi 200 hingga 300 furniture dengan nilai di kisaran 20 ribu hingga 22 ribu US Dollar.
“Harapanya ada kebijakan strategis dari pusat kaitan pajak ekspor tersebut ya, para buyer mengeluh kok sampai 32 persen sedangkan situasi disana juga sedang lesu, biasanya sudah ada order lagi, tapi ini belum ada,” imbuhnya.
Load more