"Masyarakat atau konsumen biar mendapat kepastian dan ada kualitas antara harga yang diberikan oleh Pertamina dengan kualitas barang yang masyarakat dapatkan," jelas Bahlil.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri memastikan kesiapan dan keamanan stok BBM serta LPG untuk regional Jawa Tengah.
Simon menyampaikan untuk regional Jawa Tengah diprediksi terdapat kenaikan demand produk gasoline (Pertalite dan Pertamax Series) hingga 19,8 persen mengingat Jawa Tengah masuk dalam jalur mudik di Pulau Jawa.
Kondisi stok BBM di Regional Jawa Bagian Tengah didukung oleh jaringan distribusi yang solid. Sebanyak tujuh instalasi teknis/fasilitas distribusi BBM (IT/FT) di wilayah Regional Jawa Bagian Tengah dan lima Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU).
Selain itu, 254 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) beroperasi nonstop, 15 unit layanan tambahan BBM dan kiosk Pertamina, serta 19 unit layanan delivery produk BBM telah disiagakan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan.
Penambahan 60 tangki penyimpanan juga turut menunjang kelancaran distribusi. Langkah-langkah antisipatif ini diharapkan Pemerintah mampu mengantisipasi kondisi ekstrim, seperti gangguan cuaca atau lonjakan permintaan mendadak, sehingga para pemudik dapat menikmati perjalanan yang lancar dan nyaman menuju kampung halaman.
"Untuk Jawa Tengah, Pertamina telah menyiagakan 254 SPBU 24 Jam, 990 Agen LPG 24 Jam, 60 unit Mobil Tangki Stand-by, 15 titik Layanan BBM dan Kios Pertamina Siaga, 19 unit Motorist dan 3 titik Serambi MyPertamina," paparnya.(dcz/buz)
Load more