Kirab Mapak Wulan Siyam, Tradisi Warga Kudus Songsong Ramadhan
- Tim tvOne - Galih Manunggal
Kudus, tvOnenews.com - Ratusan warga Desa Margorejo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengikuti kirab Mapak Wulan Siyam menyambur Ramadhan dengan mengarak Al Quran kuno dari daun lontar dan kulit kerbau yang konon peninggalan Sunan Kudus, Minggu (23/2/25) sore. Kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan tersebut berlangsung meriah.
Pertunjukan barongan mengawali kirab Mapak Wulan Siyam yang artinya menyambut bulan Ramadan. Acara diikuti ratusan orang mengenakan pakaian khas adat Jawa dan berkain jarik khas adat keraton.
Bagi peserta pria mengenakan blangkon dengan setelan jawi jangkep hitam dan kain jarik. Sementara yang wanita menggunakan jilbab dan berkebaya.
Masing-masing dari mereka memakai busana dengan ciri khas yang berbeda sebagai lambang identitas kelompok. Selain dari masyarakat Kudus, acara juga diikuti paguyuban dari daerah Jepara, Pati, dan Demak.
Di barisan paling depan, warga membawa tandu yang diatasnya terdapat Al Quran kuno dari daun lontar dan kulit kerbau yang konon peninggalan Sunan Kudus.
Barisan kirab selanjutnya diisi dengan anggota paguyuban yang membawa payung dan replika keris berukuran raksasa.
Selanjutnya ada pula kelompok yang membawa jajanan pasar dan urutan paling belakang ada barisan layaknya pasukan Jawa kuno yang melantunkan sholawat sepanjang jalan. Kelompok kirab tersebut diajak berkeliling desa sepanjang sekitar 2 kilometer.
Menurut penyelenggara, Kanjeng Raden Riya Arya Panembahan Didik Alap-alap Gilingwesi Singonegoro, kirab Mapak Wulan Siyam merupakan kegiatan rutin dalam menyambut bulan suci Ramadan di Desa Margorejo.
Tujuannya untuk mempererat tali persaudaraan antarwarga serta memperkenalkan kekayaan budaya Jawa kepada masyarakat luas.
“Mapak wulan siyam istilahnya mapak wulan Ramadan, menjelang bulan Ramadan kita mengirabkan Kirab budaya untuk mengenalkan ke masyarakat untuk memakai pakaian Jawi Jangkep mencintai budaya Jawa. Ini tidak hanya sebagai bentuk pelestarian budaya, tetapi juga sebagai ajang mempererat silaturahmi antarwarga Kudus dan sekitarnya,” ujarnya.
Sementara Kepala Desa Margorejo, Sumrikan mengungkapkan acara kirab mampu menyedot perhatian warga untuk menyaksikan secara langsung kirab tersebut. Menurutnya dengan adanya kirab ini menjadi nilai lebih bagi kebudayaan masyarakat setempat.
Load more