Ia mengatakan berdasarkan kajian yang dilakukan beberapa ahli dari Pusat Studi Gempa Nasional pada tahun 2017 (PuSGeN 2017), magnitudo gempa yang berpotensi terjadi di wilayah Batang dan pantai utara (pantura) Jateng bisa mencapai lebih dari 6.
"Potensi atau ancaman gempa itu memang ada, tapi kita semua tidak tahu kapan gempa itu akan terjadi. Seperti di Cianjur (Jawa Barat) itu tidak diketahui ada sesar dan terjadi gempa bumi, apalagi untuk wilayah Batang, Pekalongan, dan sekitarnya itu ada sesar yang memang memiliki potensi gempa, tentunya harus lebih siap lagi," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, dengan mengetahui potensi gempa yang ada di wilayah Batang dan sekitarnya, masyarakat diimbau untuk benar-benar memerhatikan kondisi bangunan agar dapat meminimalisasi risiko ketika kembali terjadi gempa.
Selain itu, kata dia, masyarakat diimbau untuk tidak takut atau panik serta tidak mudah percaya terhadap berbagai informasi terkait gempa yang disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
"Jika mendapatkan informasi mengenai gempa, silakan hubungi instansi terkait seperti BMKG maupun BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat," katanya.
Disinggung mengenai gempa susulan yang terjadi setelah gempa bermagnitudo 4,4, Hery mengatakan pihaknya hingga saat ini baru mencatat sebanyak satu kali gempa susulan bermagnitudo 2,2 yang terjadi pada hari Ahad (7/7), pukul 15.30 WIB.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa bermagnitudo 4,4 yang terjadi di Batang pada hari Ahad (7/7) mengakibatkan puluhan rumah rusak dan empat warga terluka, yakni Sri Mukartuna (37), Cati (78), Yunun Safarih (42), serta Sapiin (65), warga Kelurahan Karangasem Selatan, Kecamatan Batang dan sudah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Kalisari, Batang. (ant/buz)
Load more