Selain itu, dirinya juga kesal karena kemerdekaan Indonesia dinilai tak pantas oleh tentara Jepang.
Meski komandannya yang menghabisi tentara Jepang, namun keberanian Hoeri untuk merampas pedang atau senjata tentara Jepang sangatlah heroik. Bahkan, komandan dan anak buah ini sangat dikenal keberaniannya hingga menjadi target penjajah.
Setelah Pertempuran Lima Hari di Semarang selesai, dirinya mendapat kabar bahwa Jepang telah menyiarkan kepada tentara Belanda aksinya bersama komandannya.
Mendengar cerita itu, Belanda kemudian memburu Sayuto dan Hoeri.
Mereka berdua kemudian bersembunyi di wilayah Mranggen Demak, tepatnya di Girikusumo. Namun, penyerangan Belanda gagal karena salah menentukan lokasi pengeboman persembunyian Sayuto-Hoeri.
Informasi yang diperoleh, tentara Belanda saat itu hendak mengebom pondok pesantren yang menjadi tempat persembunyian Sayuto-Hoeri.
Namun, salah sasaran dan yang dibom ternyata adalah Pasar.
Ketua LVRI Kota Semarang Minta Generasi Muda Serapi Perjuangan Masa Lalu.
Load more