Banjarnegara, tvOnenews.com - Polisi terus mendalami pengakuan dari Slamet Tohari alias Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah yang telah menghabisi 12 korbannya.
Dari pemeriksaan yang dilakukan Polisi, diketahui Mbah Slamet memulai aksinya sejak tahun 2020. Namun demikian keterangan pelaku masih didalami karena sering berubah-ubah.
Mbah Slamet juga mengaku tidak ingat dengan identitas maupun jumlah pasti seluruh korbannya.
"Ditanya ini lubang atas nama siapa dia lupa, tapi di lubang paling atas yang ditemukan hari ini dia masih ingat, namanya Irsad. Tapi saya belum bisa memastikan karena ketika diinterogasi keterangannya berubah-ubah" Kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto, Selasa (4/4/2023).
"Tapi yang pasti ditanya hari ini dia bilang namanya Irsad dan istrinya, dia lupa namanya" lanjut Kapolres
Sejauh ini dari total 12 korban yang telah dievakuasi dari lokasi TKP di lahan milik Slamet di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, dari pengakuan pelaku, mereka berasal dari luar Jawa Tengah.
"Para korban berasal dari luar Jawa Tengah, ada dari Jakarta, Palembang, Lampung, Yogyakarta dan Jawa Barat. Tapi keterangannya ini masih didalami karena berubah-ubah " ungkap Kapolres.
Dalam pengakuan Slamet mengatakan Ia siap bertobat dan tidak akan melakukan hal seperti itu lagi. Ia juga menyatakan siap menjalani proses hukum.
"Siap, Bertobat. Sebenarnya sudah gak tega sama sekali. Saya siap menjalani hukuman. Yang sudah-sudah tidak terulang lagi" kata Mbah Slamet.
Dalam melakukan pemebunuhan para korban, Mbah Slamet beraksi seorang diri. Ia mulai membawa korban ke lokasi pembunuhan sejak pukul 4 sore, lalu kemudian menghabisi para korban pada pukul setengah 8 malam usai ritual dan meracuni korbannya.
"Berangkat dari rumah jam 4 sore, karena saya gak berani kalau berangkat dari rumah sudah malam." Kata Slamet.
Meski dalam melakukan pemebunuhan Mbah Slamet beraksi seorang diri, namun untuk menggaet korban, Slamet menggunakan jasa BS yang berperan sebagai pihak yang memasarkan jasa Mbah Slamet melalui media sosial Facebook.
Sebagai kompensasi, BS mendapat bagian antara 5 hingga 10 juta rupiah.
"Dikasih 5 juta, pernah juga 10 juta" ungkap Slamet.
Sementara itu uang yang didapat Dari para korban, digunakan Slamet untuk kebutuhan sehari-hari. (rbo/buz)
Load more