RS Universitas Indonesia Tegaskan Kesiapan Layanan Bedah Ortognatik melalui Live Surgery dan Workshop Nasional
- Istimewa
tvOnenews.com - Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) bekerja sama dengan Persatuan Ahli Bedah Mulut dan Maksilofasial Jakarta Raya (PABMI Jaya) menyelenggarakan Live Surgery Seminar dan Workshop bertajuk “Orthognathic Surgery: From Pixel to Plate” pada 13–14 Desember 2025 di Depok. Kegiatan ini menjadi penegasan bahwa RSUI kini siap memberikan layanan bedah ortognatik berbasis teknologi digital bagi masyarakat, sekaligus berperan sebagai pusat rujukan dan pengembangan keilmuan di bidang tersebut.
Acara dibuka secara resmi oleh Direktur Utama RSUI, dr. Kusuma Januarto, Sp.OG., Subsp.Obginsos, didampingi Ketua PABMI Jaya, drg. Pruput Dwi Mutiari, Sp.BMM(K). Dalam sambutannya, para pimpinan menekankan pentingnya penguatan layanan klinis bedah rahang di wilayah Jakarta dan sekitarnya khususnya RSUI melalui kolaborasi lintas institusi serta peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.
Workshop ini dirancang sebagai program pembelajaran terpadu bagi dokter gigi, khususnya spesialis bedah mulut dan maksilofasial serta spesialis ortodonti. Para peserta memperoleh pembekalan mulai dari penilaian kasus, perencanaan tindakan, praktik pada model, hingga menyaksikan langsung prosedur live surgery.
“Workshop ini merupakan wadah pembelajaran komprehensif yang mengintegrasikan teori dan praktik klinis secara langsung,” ujar Dr. drg. Nissia Ananda, Sp.BMM, dokter gigi spesialis bedah mulut dan maksilofasial RSUI yang juga bertindak sebagai operator pada sesi live surgery.
Bedah ortognatik merupakan prosedur korektif untuk menangani kelainan posisi rahang yang dapat memengaruhi fungsi mengunyah, berbicara, bernapas, serta estetika wajah. Kondisi seperti rahang yang terlalu maju atau mundur, asimetri wajah, obstruksi jalan napas, dan gangguan sendi temporomandibular (TMJ) dapat ditangani melalui prosedur ini. Dengan kemajuan teknologi pencitraan tiga dimensi dan perencanaan bedah virtual, tindakan yang sebelumnya kompleks kini dapat dilakukan dengan tingkat akurasi lebih tinggi dan hasil yang lebih prediktif.
Kegiatan ini menghadirkan tujuh pakar bedah mulut dan maksilofasial dari Indonesia dan Malaysia, yaitu Prof. Dr. Firdaus Hariri dan Dr. Kamil Hassan (Universiti Malaya), Assoc. Prof. Dr. Khairul Bariah (International Islamic University Malaysia), serta dari Indonesia Dr. drg. Nissia Ananda, Sp.BMM (RSUI), drg. Eka Marwansyah Oli’i, Sp.BMM(K) (RS Hasan Sadikin Bandung), drg. Astri Hapsari, Sp.BMM (RSUP Persahabatan), dan drg. Ken Ayu Miranthy, Sp.BMM (RSAB Harapan Kita).
Load more