Kabupaten Bandung, Jawa Barat - Hampir tujuh tahun ini keluarga Dodi Hermawan (35) beserta istri dan dua anaknya tinggal di gubuk reyot berukuran 3x3 meter. Gubuknya berada di pinggiran Kampung Baru, Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Mereka berempat tak hanya harus berbagi ruang di tempat yang sempit, namun juga sangat tidak nyaman. Jika hujan rumahnya bocor, saat kemarau terasa gerah, sedangkan saat ada angin kencang dinding gubug tak mampu menahannya. Mereka hanya bisa pasrah dengan kondisi ini karena penghasilan Dodi sebagai penjual cilok goreng tak cukup untuk memperbaiki atau membangun rumah yang lebih layak.
”Untuk sehari-hari pekerjaan saya tidak menentu berjualan cilok telor dengan penghasilan bersih 20 ribu rupiah perharinya. Saya juga tidak punya pekerjaan lain,” kata Dodi kepada TvOne news.com Rabu, 9/3/2022.
Sebagai kepala rumah tangga, Dodi punya mimpi untuk membahagiakan istri dan anaknya. Membangun rumah yang layak huni dan jadi tempat istirahat yang nyaman. Meski termasuk dalam keluarga miskin, mereka tak pernah tersentuh program Rutilahu atau rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni dari pemerintah.
”Hingga saat ini tidak ada bantuan renovasi rumah dari pemerintah, mau di bangun sendiri tidak ada biaya,” keluhnya.
Heni Sumarni (37) istri Dodi berharap ada donatur atau pemerintah dapat membantu memperbaiki rumah mereka.
”Saya hanya berharap pemerintah bisa membantu membangun rumah. Saya sungguh bingung saat pandemi Covid -19, saya pun belum mendapat bantuan," ungkap Heni.
Load more