Bandung, tvOnenews.com - Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin berjanji akan membenahi pengelolaan kawasan Masjid Al Jabbar, Kota Bandung merespon peristiwa pungutan liar (pungli) yang menimpa pengunjung oleh oknum Juru Parkir (Jukir). Celotehan pengunjung yang merasa menjadi korban kemudian berujung viral.
Nantinya, mantan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) dan Ridwan Kamil bakal dilibatkan sebagai dewan penasihat untuk membantu membereskan pengelolaan dan permasalahan yang ada di Masjid Raya Al Jabbar.
Bey menjelaskan alasan melibatkan dua mantan Gubernur Jabar tersebut, karena keduanya merupakan penggagas berdirinya Masjid Al Jabbar.
"Kan ini dibangun di zaman Pak Aher dan Pak Ridwan Kamil. Akan kami cantumkan di dalam pengurusan untuk mendengarkan pandangan mereka soal Al Jabbar ke depan,"ucap Bey.
Oleh sebab kompleksnya persoalan di kawasan Masjid Al Jabbar, sehingga perlu untuk melibat mantan Gubernur Jabar untuk ikut memberikan pandangan bagaimana langkah penanganannya.
"Jadi gubernur akan jadi dewan penasehat bersama mantan-mantan gubernur, Pak Ridwan Kamil, Pak Aher juga akan terlibat disitu karena kan mereka yang punya ide dan saya rasa kalau kami berkumpul akan lebih baik buat penyelesaian seperti apa," ucap Bey.
Bey menerangkan, persolan pungli merupakan hal serius yang harus segera dibereskan. Pasalnya hal tersebut sudah mencorang nama baik Jabar. Jangan sampai Jabar di cap sebagai daerah yang rawan pungli.
"Tentang pungli sekali lagi tidak ada toleransi, kami akan kesana melihat detail seperti apa alur pergerakan jemaah sepeti apa, ada yang botram juga, apa pantas di masjid ada yang botram," ucapnya.
Sebelumnya, Viral cuitan akun @petanirumah di media sosial X yang mendapatkan pengalaman tidak mengenakkan saat berkunjung ke Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat. Pemilik akun tersebut mengeluhkan mahalnya tarif biaya parkir di Masjid Raya Al Jabbar. Dia harus merogoh kocek total Rp25.000 ribu untuk biaya parkir yang dibayarkannya sebanyak tiga kali.
Selain kena pungli parkir, pengunjung itu juga terpaksa harus membeli kantung plastik seharga Rp5.000 di area pelataran untuk menitipkan sepatu.
(ila/ fis)
Load more