Ini Penyebab Bencana Longsor yang Porak-porandakan Cipongkor Bandung Barat, Menurut Pakar ITB
- Ilham Ariyansyah
Bandung Barat, tvOnenews.com - Pakar institut Teknologi Bandung (ITB) ungkap penyebab longsor yang terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat pada Minggu (24/3/2024) kemarin.
Pakar ITB Dr. Eng. Imam Achmad Sadisun menyebut, terdapat dua faktor penyebab longsor di wilayah tersebut, yakni faktor prakondisi (preconditioning factor) dan faktor pemicu (triggering factor).
"Faktor prakondisi umumnya berkaitan dengan berbagai kejadian yang sifatnya berlangsung relatif lambat atau jangka panjang, seperti pelapukan, erosi, perubahan topografi/kemiringan lereng, perubahan tata guna lahan, dan kondisi geologisnya," kata Imam pada Rabu (27/3/2024) kemarin.
Imam Achmad mengatakan, faktor porak-porandanya bencana itu diduga juga dipicu oleh batuan alamiah yang labil.
"Seperti terdapatnya batuan di wilayah tersebut yang secara alamiah memungkinkan mudah menjadi bidang gelincir," sambungnya.
Imam juga menyampaikan, faktor pemicu berkaitan dengan kejadian-kejadian jangka pendek atau bahkan seketika seperti curah hujan lebat atau gempa bumi.
Imam menjelaskan, saat faktor prakondisi sudah memperlihatkan adanya gejala-gejala tidak stabil, hujan yang tidak terlalu besar pun dapat memengaruhi kekuatan geser material pembentuk lereng sehingga longsor terjadi.
“Kalau hujan ringan hingga sedang umumnya tidak menyebabkan longsor. Namun kalau hujan di atas lebat atau hujan yang memang ekstrem dan 150 mm per hari menurut ukuran BMKG, dapat menjadi faktor pemicu longsoran," terangnya.
"Intinya, hujan bisa menurunkan kekuatan geser material pembentuk lerengnya,” tambahnya.
Selain itu, lanjut Imam, banyak gempa bumi yang memicu kejadian longsoran-longsoran besar.
"Namun, dalam kejadian longsoran kali ini, faktor utama yang memicu adalah curah hujan yang lebat akhir-akhir ini," ungkapnya.
Lebih lanjut Imam menyebut, hampir semua bencana memiliki tanda-tanda yang mengawali kejadiannya, termasuk longsoran.
"Gejala tersebut dapat dilihat pada tiga bagian utama dari suatu lereng, yakni bagian kepala (head), tubuh (body), dan kaki (foot)," sebutnya.
Imam menuturkan, gejala di bagian kepala lereng umumnya ditandai dengan retakan-retakan memanjang pada tanah, yang umumnya melengkung untuk jenis longsoran nendetan (slump).
Load more