Banjar, tvOnenews.com - Suasana haru mengiringi pemakaman Agus Sopian (58) korban pembunuhan yang dilakukan oleh Arthur Welhor warga California, Amerika Serikat yang tidak lain adalah menantu korban. Agus Sopian dimakamkan di TPU Desa Raharja, Senin (25/9/2023) pagi tidak jauh dari rumah duka.
Keluarga korban mengakui, kedua belah pihak mengalami kesulitan berkomunikasi. Selama menjalin hubungan rumah tamgga, kedua belah pihak hanya memakai bahasa isyarat saja.
"Keluarga tidak menguasai bahasa Inggris dan pelaku juga tidak bisa bahasa Indonesia," ucap Icak Sodikin, keponakan korban kepada tvOnenews.com.
Sementara keluarga menilai, Arthur merupakan sosok pendiam namun pelaku kerap hadir di beberapa acara warga setempat. Arthur juga diketahui sangat menjaga dan perhatian kepada anak dan istrinya. Tetangga pelaku juga menilai, Arthur sosok yang religius setelah Arthur memeluk Islam beberapa tahun lalu.
Bahkan ketika pelaku usai merusak perabotan rumah mertuanya, Arthur sempat pergi ke masjid untuk menunaikan sholat Zuhur.
"Arthur terlihat baik bahkan rajin sholat ke masjid, kalau di rumah dia menjadi imam sholat bersama keluarganya," tutur Oman Rohman, tetangga pelaku kepada tvOnenews.com, Senin (25/9/2023).
Setiap pagi Arthur terlihat mengasuh dan mengajak main anak perempuannya yang berusia 1,5 tahun. Beberapa kali Arthur sempat belanja ke warung di depan rumahnya.
"Kalau jajan ke sini pakai bahasa Indonesia tapi hanya menyebut barang yang mau dibelinya, bahasanya diajarin oleh istrinya dan tidak banyak yang dibeli, hanya beberapa makanan gorengan," kata Yayah, pedagang makanan di depan rumah pelaku.
Arthur Welhor menikahi Siti Basaroh dan dikaruniai satu orang anak perempuan. Keduanya diketahui saling mengenal dari media sosial Facebook. Pelaku sudah tinggal di Banjar selama 2,8 tahun.
Poniah istri korban menceritakan kronologi pembunuhan suaminya oleh sang menantu bulenya.
"Awalnya saya mengambil kotoran kambing tapi tidak izin. Padahal menurut saya karena saya yang mengurus jadi enggak perlu izin. Saya dikira nyuri. Terus dia dendam," tuturnya.
Berawal dari kejadian itu, sang menantu kata Poniah kerap mengamuk dan kejadian terakhir itu merupakan kejadian keempat kali.
"Sebenarnya kejadian ini tidak akan terjadi, kalau polisi mengamankan di waktu kejadian sebelumnya. Penghancuran rumah, di dalam rumah dan di luar rumah, harusnya di situ polisi mengamankan," ungkapnya.
Poniah mengaku sempat khawatir sejak kejadian pertama hingga ketiga. Dan ketakutannya akhirnya terjadi, ada korban jiwa yang tak lain adalah suaminya sendiri.
Poniah menyebut jika penyebab sang menantu bulenya kerap mengamuk, bukan karena masalah uang yang kerap dikirim oleh sang anak.
"Tidak benar. Itu anak ibu mengirimkan uang Rp5,5 juta untuk penggantian kerugian yang sudah diamuk sama dia. Dan mengirimkan uang dari rekening anak saya itu murni uang anak saya," tuturnya.
Poniah menyebut jika sang anak sudah menikah dengan sang bule selama kurang lebih dua tahun. Keduanya bertemu di media sosial kemudian menikah.
"Pekerjaan pelaku (bule) berkebun, ia senang berkebun. Dia tanam-tanam yang dia suka," katanya.
Poniah berharap menantunya dapat dihukum seberat-beratnya dan didenda sebesar-besarnya.(atw/rfi)
Load more