Badung, tvOnenews.com - Jenazah Putu Satria Ananta Rustika (19), taruna semester dua (tingkat satu) di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) yang tewas dianiaya seniornya telah tiba di Pulau Bali, pada Minggu (5/5) sekitar pukul 09:09 WITA.
Terlihat peti jenazah almarhum Putu Satria digotong oleh keluarga dengan dibantu petugas dan dibawa oleh ambulans Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Klungkung, Bali, di Terminal Kargo Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Sementara, sanak keluarga dan kerabat almarhum serta rekan-rekan dari orang tua Putu Satria sudah menunggu sejak pagi. Saat kedatangan jenazah Putu Satria suasana begitu haru dan ibu Putu Satria yang ikut mendampingi jenazah dari Jakarta terlihat menangis bersama para keluarga lainnya di halaman kedatangan kargo domestik.
Werdi yang merupakan paman dari Putu Satria mengatakan, jenazah keponakannya dibawa langsung menuju kamar jenazah RSUD Klungkung untuk dititipkan sementara dan pihak keluarga sedang mencari hari baik untuk melakukan upacara ngaben atau kremasi.
"Ini rencana masih dititip di rumah sakit dulu. Karena kita masih butuh mencari hari baik di RSUD Klungkung. Kita masih menunggu upacara ngaben dan menunggu hari baik. Jenazah (didampingi) ibunya sendiri, adiknya dan teman-temannya (dari Jakarta)," kata Werdi.
Ia mengungkapkan, bahwa tentu keluarga sangat terpukul dengan adanya kejadian tersebut dan pihaknya meminta peristiwa tewasnya Putu Satria diusut secara tuntas agar terbuka semuanya.
"Ini keluarga sangat terpukul dengan adanya kejadian seperti ini. Cuman bagaimanapun kejadian seperti itu kita tinggal proses, baik peristiwanya dan sekarang proses upacaranya. Yang paling pertama biar terusut tuntas biar rill kejadiannya itu dan benar-benar terbuka, biar terungkap semuanya," ujarnya.
Ia menuturkan, bahwa almarhum Putu Satria adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Dalam kesehariannya Putu Satria pandai bergaul, sehingga teman-temannya sangat banyak dan anak yang penurut serta tidak pernah melakukan hal yang aneh-aneh.
"Dia kesehariannya kalau bergaul sangat bagus dan temannya sangat banyak kalau di rumah. Dan tidak pernah aneh-aneh karena memang dia tujuannya sekolah di kedinasan, artinya bagus secara pribadi," ujarnya.
"Dan dia mempersiapkan dirinya hal-hal yang bagus karena dia cita-citanya begitu. Dia memang sukanya sekolah kedinasan, dia yang mana saja sekolah kedinasan yang pas untuk kemampuan dia memang suka," ujarnya.
Sebelumnya, mahasiswa Sekolah Ilmu Tinggi Pelayaran (STIP) bernama Putu Satria Ananta Rustika (19) tewas setelah dianiaya seniornya berinisial TRS (21). Polisi menjelaskan kronologi kejadian penganiayaan tersebut.
Mulanya pihak polisi menerima laporan pengaduan dari keluarga korban. Kapolres Jakarta Utara (Jakut) Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan bahwa dalam laporan tersebut terdapat kejanggalan dari kematian korban.
"Jadi kami menerima laporan pengaduan setelah jenazahnya dibawa ke RS Tarumajaya, kemudian seorang keluarganya mendapatkan informasi bahwa korban telah meninggal dunia, karena ada luka lebam di bagian perut di uluh hati," kata Gidion dalam konferensi pers di Polres Jakarta Utara, Sabtu (4/5). (awt/gol)
Load more