Denpasar, tvOnenews.com - Setelah keluarga Aldi Sahilatua Nababan (23) Mahasiswa asal Medan, Sumatera Utara, yang tewas mengenaskan di kamar indekosnya menuding bahwa korban tidak tewas bunuh diri melainkan di bunuh. Polresta Denpasar menggelar konferensi pers dengan melibatkan tim ahli forensik RSUP Prof Ngoerah dan RS Bhayangkara Medan serta ahli psikologi forensik.
Dalam penyelidikan, ditemukan bukti percakapan Aldi dengan pacarnya berinisial AA di hp korban yang menunjukkan korban memiliki tanda-tanda depresi dan sudah beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri.
Dr. Lely Setyawati Kurniawan Dokter Psikitri dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. dr. I.G.N.G Ngoerah atau RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, mengatakan bahwa dalam percakapan yang didapatkan dari handphone milik korban yang diberikan labfor Polda Bali ada tanda-tanda depresi yang dialami oleh korban.
"Meforensik hasil percakapan yang dilakukan Aldi ini dengan beberapa orang," kata Dr Lely, saat konferensi pers di Mapolresta Denpasar, Rabu (13/12/2023) sore.
Sementara, dari satu percakapan pada tanggal 21 Maret 2023 di situ Aldi menyatakan kepada pacarnya yang berinisial AA, bahwa dirinya mengatakan selalu cemas ketika chatting dengan pacarnya lewat handphone.
"Aku nggak bosan sama kamu, aku mau sama kamu. Ini semua bukan tentang kamu lho. Ada yang salah di diriku, aku nggak tahu apa ini, tapi aku selalu cemas. Aku pingin semua baik-baik saja tapi nggak pernah sesuai dengan keinginan," tulis Aldi.
Menurut Dr Lely, dari kalimat panjang itu itu bisa disimpulkan bahwa Aldi ini sebetulnya ingin berbuat lebih baik lagi tapi tidak berhasil dan terus dikejar rasa bersalah. "Itu merupakan salah satu ciri terjadinya gangguan depresi," imbuhnya.
Sementara, di tanggal yang sama Aldi juga sempat mengatakan telah menyerah untuk menjalani hidupnya kepada pacarnya dan meminta agar meninggalkannya.
"Nggak tahulah, kamu saja yang menilai. Aku juga udah nyerah dengan hidupku. Tinggalin aja aku, aku juga nggak berhak dapat cinta dari siapa pun," tulis Aldi.
Load more