Wamen Kominfo Nezar Patria Ungkap 11.800 Hoax Beredar di Medsos Sejak Januari, 772 Terkait Pilpres
- tvOne - aris wiyanto
Badung, tvOnenews.com - Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI telah menerima laporan ratusan hoax beredar di media sosial terkait pemilu.
Wakil Menteri (Wamen) Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI, Nezar Patria mengatakan, data Kominfo RI secara keseluruhan dari Bulan Januari hingga Agustus 2023 telah menerima 11.800 laporan hoax dan untuk khusus pemilu sudah menerima 772 laporan hoax.
Nezar menerangkan, bahwa laporan hoax terus terjadi dan untuk mengatasi hal tersebut, Kominfo telah bekerjasama dengan cek fakta di sejumlah media.
"Kita bekerjasama dengan cek fakta dan bekerjasama dengan sejumlah media, kita melakukan klarifikasi dan bisa juga dilihat di situs Kominfo mana saja informasi yang tergolong sebagai hoax dan disinformasi dan misinformasi," kata dia, saat ditemui di acara Forum Nasional Pelindungan Data Pribadi, yang digelar di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (30/8).
Sementara, untuk antisipasi hoax mendekati Pilpres 2024, pihaknya telah melakukan pengawasan informasi hoax dan misinformasi atau informasi yang keliru, tetapi orang yang menyebarkannya percaya bahwa itu benar dan disinformasi atau informasi yang keliru, dan orang yang menyebarkannya tahu bahwa itu salah, tetapi tetap menyebarkannya.
"Kominfo seperti pada pemilu-pemilu sebelumnya kita coba memantau misinformasi dan disinformasi. Dan bekerjasama juga dengan komunitas media nasional. Kita kan punya satu mekanisme yang disebut ceks fakta dan lainnya untuk mengidentifikasikan mana hoax mana misinformasi dan disinformasi," ujarnya.
"Terutama menjelang pemilu, sudah pasti saya kira akan banyak karena didorong oleh pertarungan elektoral biasanya ada banyak pihak-pihak mencoba menyudutkan pihak lainnya," lanjutnya.
Ia menyebutkan, bahwa dalam beberapa kali pemilu Kominfo telah belajar untuk mengatasi mana hoax, misinformasi dan disinformasi dan penyebaran lewat internet tentu kedepannya lebih diperketat.
"Kita sekarang lebih awas untuk mengendalikan yang namanya hoax dan disinformasi dan misinformasi ini," ungkapnya.
Selain itu, untuk mengatasi informasi hoax, misinformasi dan disinformasi Kominfo juga telah menggalakkan literasi digital. Sehingga masyarakat bisa membedakan mana hoax, disinformasi dan misinformasi. Kemudian, bahwa soal hoax bukan hanya terjadi di politik, tapi juga di bidang kesehatan dan keuangan.
Load more