"Mulai riset pada tahun 2020, perlu tiga tahun untuk riset dan risetnya berhasil. Sehingga mulai 2022 sudah panen, dan kemarin saya panen raya," jelasnya.
Ia juga menyatakan, untuk jumlah perdagangan bunga gemitir di Pulau Dewata mencapai Rp200 miliar per tahun. Hal itu, untuk keperluan upacara keagamaan di Bali dan juga untuk taman dan pertanian serta lainnya.
"Jumlah perdagangan gemitir di Bali itu mencapai Rp200 miliar. Itu untuk keperluan upacara, taman dan sebagainya. Saya kira, kalau ini kita biarkan terus, kita selamanya akan bergantung kepada benih dari luar dan yang akan menikmati nilai ekonominya bukan kita. Karena itulah saya menugaskan peneliti dan berhasil," ujarnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa bunga gemitir Bali memiliki lima jenis warna yaitu merah, putih, emas, kuning dan oranye. Tetapi khusus untuk warna emas dan oranye memiliki dua jenis perbedaan di kelopaknya sehingga ada total ada 7 jenis.
"Kelopaknya beda-beda, yang oranye ada dua jenis, yang emas ada dua jenis, yang kuning ada satu jenis, yang putih dan merah ada satu jenis. Jadi total ada tujuh jenis benih gemitir Bali Sudamala. Ini yang harus menjadi perhatian, jangan hal-hal begini ternyata kita impor dari luar," ujarnya.
"Sekarang sudah berhasil dikembangkan di Baturiti. Kemarin, saya beli saya bagikan gratis kepada para petani," lanjutnya.
Gubernur Koster menyatakan, bahwa benih bunga gemitir asli Bali ke depannya akan diperluas penanamannya ke seluruh Pulau Bali dan pihaknya sudah meminta Kepala Dinas Pertanian untuk melakukan hal tersebut.
Load more