"Saya tidak mengerti ini fenomena apa. Tapi yang jelas bapak gubernur kemarin menugaskan untuk mendatangi juga dengan Kanwil Hukum dan HAM," jelasnya.
Ia juga menyatakan, bahwa sebenarnya hanya satu WNA yang komplain tentang suara kokok ayam tersebut yang merupakan Warga Negara Asing (WNA) asal Amerika Serikat. Namun, 17 WNA lainnya ikut-ikutan.
"Yang komplain satu orang wisman amerika, dan (yang) Rusia ikut, totalnya sekitar 17 WNA yang ikut komplain," ujarnya.
Selain itu, saat ditawarkan untuk menginap di hotel bule yang komplain kokok ayam tidak mau karena menurutnya menginap di hotel mahal. Selain itu, untuk homestay yang ditinggali para WNA tersebut rupanya izinya adalah kos-kosan.
"Dia (bule yang komplain) bilang katanya kalau di gotel mahal, kan itu tidak benar. Itu (homestay) izinya kos-kosan, ada sembilan kamar dan diisi WNA tersebut. Sebelum pandemi memang homestay di sana (ditempati) WNA tersebut. Mereka liburan ke sini," ujarnya.
"Kalau memang wisatawan ingin tidur nyaman, jangan tidur di tempat pemukiman tidurlah di kawasan pariwisatanya misalnya di hotel," ujarnya.
Seperti yang diberitakan, belasan turis mengirimkan petisi ke Kantor Camat Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, untuk komplain suara ayam berkokok setiap hari yang terdengar ke tempat menginapnya di homestay Anumaya Bay View, Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
Load more