Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Wilayah VI Makassar bersama Dinas Perdagangan Sulsel melakukan pantauan minyak goreng curah dan kemasan karena stok mulai berkurang di pasaran.
"Setelah ada aduan kami kemudian turun ke lapangan melakukan peninjauan bersama Dinas Perdagangan Sulsel. Hasilnya memang stok minyak curah itu berkurang," ujarnya.
Hilman mengatakan pemantauannya bersama tim dari Disdag Sulsel menemukan adanya variasi harga untuk minyak goreng curah dan bahkan tidak sedikit pedagang tidak mendapatkan pasokan lagi.
Untuk minyak goreng kemasan Minyak Kita stok masih tersedia. Namun harga bervariasi ada yang menjual sesuai harga eceran tertinggi (HET) RP14.000/liter hingga di atas HET RP17.500/liter.
Sementara untuk minyak goreng curah pada level pengecer dan distributor diperoleh informasi bahwa sejak satu bulan terakhir tidak ada pasokan yang masuk.
"Setelah kami berkeliling ke pasar-pasar dan umumnya pedagang mengaku tidak dapat pasokan lagi dari distributor, kemudian kami datangi distributornya untuk mencari penyebab masalah tersebut," katanya.
Hilman mengaku di tiga stasiun bulking minyak goreng curah di Pelabuhan Makassar, informasi yang diperoleh ada dua stasiun bulking milik PT SAP dan PT Star tidak tersedia stok minyak goreng curah dan menunggu pengiriman.
Sedangkan di stasiun bulking milik PT Smart masih tersedia stok minyak goreng curah akan tetapi menurut keterangan pihak PT Smart, hanya untuk kebutuhan minyak industri.
"Jadi di tiga stasiun itu ternyata ada yang tidak dapat pasokan dan satu stasiun lainnya tersedia, tetapi itu untuk industri," katanya.
Terkait dengan masalah tersebut, Kepala Kanwil VI KPPU Makassar bersama Kadis Perdagangan Sulsel Andi Arwin Azis melakukan upaya persuasif kepada pihak PT Smart agar stok yang tersedia dapat didistribusikan di pasar, mengingat kurangnya pasokan minyak goreng curah di Makassar. (ant/ebs)
Load more