Waspada! ASF Mewabah Lagi di NTT, Manggarai Umumkan Upaya Pencegahan di Gereja
- Istimewa
“Imbauan kita tempel di kantor kelurahan, kecamatan dan kantor desa juga dibacakan di gereja-gereja. Intinya pergerakan hewan dari daerah terpapar dikunci memang,” tekan dia.
Berkaca dari ASF yang menghantam Manggarai pada pertengahan 2020 sampai awal 2021 mengakibatkan ribuan ekor babi. Wabah tersebut yang muncul bersamaan dengan pendemi Covid-19 membuat ekonomi masyarakat makin terpuruk. Populasi babi turun drastis.
“Mudah-mudahan dengan pengalaman yang 2 tahun lalu mereka sudah pintar dan mengerti cara mengantisipasinya ya sehingga kita menghimbau dan respon masyarakatnya cepat,” harap Mantara.
Asisten Setda bidang Pembangunan itu berkata, beternak babi dalam skala kecil pun terbukti membantu ekonomi masyarakat. Sebut dia lagi, beternak babi seperti memelihara tabungan. Babi dalam peradaban masyarakat Manggarai lanjutnya merupakan hewan yang selalu ada dalam setiap acara apapun.
“Dengan babi orang bisa kuliahkan anak sampai sarjana. Bayangkan kalau babi peliharaan kita mati pasti stresnya luar biasa. Maka dari itu stop ASF mulai dari kandang. Kemudian jangan memberi babi makanan olahan berbahan babi, itu sangat beresiko,” katanya.
Sejuah ini, dia bilang, belum ada masyarakat melaporkan kematian mendadak pada babi peliharaan mereka selain sakit biasa yang umum terjadi.
"Manggarai masih aman ASF. Tapi kalau besok-besok ada kasus yang mengarah pada ASF atau ada babi yang mati mendadak maka pemilik babi cepat melaporkan ke pemerintah desa/kelurahan supaya segera diuji secara laboratoris apakah ASF atau bukan,” tutupnya. (jku/aag)
Load more