Jakarta, tvOnenews.com - Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya berhasil mengungkap motif di balik kasus penculikan dan pembunuhan Muhammad Ilham Pradipta, Kepala Cabang Bank BUMN di Cempaka Putih, Jakarta.
Aksi kejahatan ini ternyata berkaitan dengan upaya kelompok pelaku untuk membobol rekening dormant atau rekening bank tidak aktif.
Penyidik menjelaskan, otak pelaku berinisial C alias K menyusun rencana memindahkan dana dari rekening dormant ke sejumlah rekening penampungan yang telah mereka siapkan.
Untuk melancarkan aksinya, pelaku bahkan menyiapkan tim IT. Namun, langkah tersebut membutuhkan persetujuan kepala cabang bank.
Hal itu lah yang menjadikan Ilham Pradipta menjadi target penculikan hingga berujung pada pembunuhan.
Hingga kini, polisi telah menetapkan 15 tersangka dengan peran berbeda, mulai dari aktor intelektual, tim pembuntut, penculik, hingga eksekutor.
Dari jumlah itu, dua orang diketahui sebagai oknum TNI: Serka N yang masuk kategori eksekutor dan Kopda FH yang terlibat penculikan.
Dari tangan Kopda FH, penyidik Pomdam menyita uang Rp40 juta yang diduga hasil tindak pidana.
Pakar hukum pencucian uang, Yenti Garnasih, menilai kasus ini menunjukkan adanya celah besar dalam pengelolaan rekening dormant.
Menurutnya, informasi soal rekening nganggur kemungkinan besar hanya dapat diakses oleh pihak dalam perbankan.
Kriminolog UI, Haniva hasna, menambahkan bahwa motif ekonomi awal yang hanya untuk memindahkan dana bisa berkembang menjadi pembunuhan karena korban dianggap sebagai ancaman.
Polda Metro Jaya menegaskan penyidikan masih berlanjut, termasuk kemungkinan adanya aktor-aktor tak kasat mata di balik rencana pembobolan dana dormant ini.
Kasus ini membuka tabir bukan hanya soal pembunuhan, tetapi juga adanya sindikat kejahatan perbankan yang dapat merugikan banyak pihak.