4 Syarat yang Wajib Dipenuhi Calon Pelatih Timnas Indonesia, Nomor 1 Tak Bisa Dilakukan Patrick Kluivert
- X @timnasindonesia
"Harus punya pengalaman bagus meloloskan tim ke Piala Dunia, kalau perlu tinggal bersama keluarganya di Indonesia," ujar Endri.
Jika berkaca dari hal tersebut, maka dipastikan jika PSSI ingin mencari sosok yang pernah tampil sebagai pelatih Piala Dunia. Ini tentunya menjadi sangat penting bagi PSSI.
3. Bisa gandeng klub dari kompetisi domestik hingga jadi mentor kepelatihan
Endri menegaskan, calon pelatih harus dekat dengan denyut kompetisi domestik. Baik Super League maupun Championship menjadi bagian penting yang tidak boleh diabaikan.
"Harus berkontribusi ke pelatih lokal. Kalau ada kegiatan lisensi pelatih, juga turut mengisi kursus. Harus dekat dengan klub Liga 1 dan Liga 2. Filosofi sepakbolanya harus ditularkan ke pelatih Indonesia, supaya pemain tidak canggung lagi saat ke Timnas," kata Endri.
Menurut Endri, keselarasan visi menjadi faktor krusial dalam penentuan akhir. PSSI ingin pelatih Timnas Indonesia berjalan seiring dengan roadmap besar yang telah disusun federasi.
"Filosofi sepakbola Indonesia harus satu visi dengan proyek Timnas," katanya.
Pengetatan kriteria ini disebut sebagai hasil pembelajaran dari pengalaman sebelumnya. PSSI menilai sejumlah pelatih asing di masa lalu kurang optimal karena minimnya kehadiran langsung di Indonesia.
Federasi menegaskan, pelatih asing bukan sekadar figur yang datang saat agenda internasional. Keberadaan mereka di Indonesia diharapkan mampu menciptakan kesinambungan ilmu hingga ke level pembinaan.
"Yang kami perhitungkan adalah pelatih harus punya persiapan matang dan program kerja yang baik. Paling penting, harus tinggal di Indonesia," ucap Endri.
4. Wajib miliki asisten pelatih lokal
Di sisi lain, Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Sumardji menyebut ada kriteria khusus yang wajib dipenuhi calon pelatih Timnas Indonesia, terutama terkait struktur tim kepelatihan. PSSI menginginkan pola kerja yang bersifat kolaboratif.
Pelatih kepala nantinya tidak berdiri sendiri, melainkan harus mampu membangun kerja sama dengan pelatih-pelatih lokal. Model ini dinilai penting untuk memastikan proses transfer ilmu berjalan optimal.
"Yang terpenting, pelatih senior ini harus menerima asisten dari pelatih lokal untuk bergabung. Itu sangat penting. Kalau tidak ada keterwakilan, transfer ilmu tidak akan berjalan," ujar Sumardji.
Load more