Tumpul di Klub, Enam Penyerang Timnas Indonesia U-22 Bikin Indra Sjafri Waswas Jelang SEA Games 2025, Berikut Statistiknya
- Antara
tvOnenews.com - Pelatih Timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri, tengah dihadapkan pada tantangan besar menjelang SEA Games 2025 di Thailand.
Di balik ambisi meraih prestasi tinggi, justru muncul kekhawatiran mendalam terhadap sektor yang paling krusial: lini serang Garuda Muda.
Kegelisahan ini bukan tanpa alasan. Hampir seluruh penyerang yang dipanggil memperlihatkan rapor merah di level klub, terutama dari sisi produktivitas gol.
- PSSI
Situasi tersebut otomatis menambah beban mental tim pelatih, terlebih setelah nama Wigi Pratama dan Ricky Pratama dicoret dari daftar skuad.
Enam pemain ofensif yang tersisa sejauh ini belum menunjukkan performa meyakinkan di kompetisi domestik maupun luar negeri.
Yang paling mencolok justru hanyalah Mauro Zijlstra, tetapi itupun hadir dengan catatan khusus.
Seluruh gol yang ia cetak musim ini (tiga gol) berasal dari penampilannya di FC Volendam U-21, bukan tim utama.
- kitagaruda.id
Kondisi serupa juga dialami beberapa nama lainnya.
Di sisi lain, Rafael Struick baru mengemas satu gol bersama Dewa United di Super League.
Kondisi serupa dialami Hokky Caraka, yang juga baru mencetak satu gol untuk PSS Sleman musim ini, meski dikenal sebagai striker agresif dengan gaya main penuh tenaga.
Lebih memperkuat kekhawatiran publik, Marselino Ferdinan bahkan masih belum mencetak satu pun gol bersama Oxford United dan kini dipinjamkan ke AS Trencin.
{{imageId:374565}}
Meski perannya sebagai gelandang serang bukan murni sebagai pencetak gol, tekanan untuk membantu lini depan kini semakin besar mengingat tumpulnya para striker.
Situasi semakin pelik dengan kemunculan dua pemain lain yang juga belum mampu menyumbang satu pun gol untuk klub masing-masing.
Jens Raven di Bali United masih saja belum membuka keran golnya di ajang resmi, meski posturnya sebagai target man sebenarnya sangat mendukung.
{{imageId:365953}}
Di sisi lain, kompatriotnya, Rahmat Arjuna, juga masih mandul sepanjang musim ini, sehingga perannya sebagai winger mulai menuai tanda tanya.
Statistik ini memperlihatkan betapa rapuhnya tumpuan lini depan Garuda Muda saat memasuki turnamen sebesar SEA Games.
Ketika hampir semua penyerang mengalami paceklik gol, kekhawatiran publik pun kian memuncak.
Banyak yang mempersoalkan bagaimana Garuda Muda akan bersaing dengan tim-tim kuat seperti Thailand dan Vietnam jika tajinya di klub saja belum terlihat.
Peran Marselino kini menjadi semakin penting, bukan hanya sebagai pencipta peluang, tetapi juga pemecah kebuntuan dari lini kedua.
Meski demikian, di tengah kecemasan tersebut, sebuah harapan kecil muncul dari laga uji coba terakhir Indonesia yang berakhir imbang 2-2 melawan Mali.
Dua gol yang dicetak oleh Mauro Zijlstra dan Rafael Struick memberikan bukti bahwa para penyerang Timnas U-22 masih memiliki insting predator saat mengenakan seragam Garuda.
Performa itu menjadi sinyal bahwa meski tumpul di klub, peluang untuk bangkit tetap terbuka lebar ketika bermain untuk negara.
Dengan semakin dekatnya kick-off SEA Games 2025, Indra Sjafri masih harus memutar otak untuk mengatasi ketajaman yang belum stabil.
Garuda Muda mungkin belum ganas di level klub, tetapi jika performa seperti saat melawan Mali bisa terulang, harapan meraih prestasi tetap ada. (asl)
Load more