Maaf tapi Bukan Lagi Shin Tae-yong, Apalagi Jesus Casas, dan Bojan Hodak, 3 Nama Pelatih Top Ini Dikaitkan dengan Timnas Indonesia
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com – Sejak Patrick Kluivert resmi dipecat dari kursi pelatih Timnas Indonesia pada Kamis (16/10/2025), kursi panas di tim Garuda masih menjadi teka-teki besar.
Hingga kini, Jay Idzes, dan kawan-kawan belum juga memiliki nakhoda baru yang akan memimpin mereka dalam lanjutan agenda internasional.
Berbagai nama pelatih top dunia mulai dikaitkan dengan posisi tersebut. Dari mantan pelatih legendaris Louis van Gaal, Shin Tae-yong, hingga Jesus Casas dan Hussein Ammouta, semua sempat disebut-sebut sebagai kandidat potensial.
- Instagram @shintaeyong7777
Namun Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan bahwa pelatih baru nanti bukan sosok yang pernah menangani Timnas Indonesia sebelumnya, menepis rumor kembalinya Shin Tae-yong.
Bahkan Erick juga membantah rumor tentang Louis van Gaal. Ia menyebut PSSI tengah melakukan penjajakan dengan calon pelatih anyar yang belum bisa diumumkan ke publik.
“Jika ditanya apakah sudah ada calon yang kami hubungi, jawabannya belum. Tapi arah kami sudah jelas menuju pelatih anyar yang sejalan dengan visi pembinaan jangka panjang,” kata Erick dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Di tengah spekulasi tersebut muncul kabar baru yang mengejutkan. Seorang jurnalis sepak bola senior, Mohammed Ali Mahrus mengaku menerima pesan dari “orang penting” di lingkaran sepak bola nasional.
Pesan itu menyebutkan ada satu agen yang telah menawarkan tiga pelatih kelas dunia kepada PSSI dan ketiganya dikabarkan tertarik menangani Timnas Indonesia.
Ketiga nama itu adalah Roberto Donadoni (eks pelatih Timnas Italia), Juan Carlos Osorio (eks pelatih Timnas Meksiko), dan Oscar Garcia (eks pelatih Brighton dan Celta Vigo).
“Saya dikirimi chat oleh ‘orang penting’. Beberapa hari setelah PSSI berpisah dengan Patrick Kluivert, ada satu agen yang menawarkan beberapa pelatih pengalaman yang menurut sang agen tertarik melatih timnas Indonesia,” tulis Ali Mahrus di akun X pribadinya, @AlionelMessi_, Rabu (29/10/2025).
Roberto Donadoni – Sang Legenda Rossoneri
- ANTARA/AFP/STR
Nama Roberto Donadoni tentu tidak asing bagi penggemar sepak bola Italia. Mantan winger elegan AC Milan ini merupakan salah satu ikon “Rossoneri” era keemasan 1980-an dan 1990-an.
Bersama Milan, ia mengoleksi tiga trofi Liga Champions, enam Scudetto, dan tiga Piala Super Eropa prestasi yang menahbiskannya sebagai salah satu pemain tersukses Italia sepanjang masa.
Setelah pensiun pada tahun 2000, Donadoni beralih menjadi pelatih.
Ia meniti karier dari bawah, memulai dari klub Lecco, kemudian Livorno, Genoa, hingga akhirnya dipercaya menangani Timnas Italia pada 2006, menggantikan Marcello Lippi yang membawa Italia juara dunia.
Di bawah asuhannya, Italia tampil di Euro 2008 dan melangkah hingga perempat final sebelum disingkirkan Spanyol yang akhirnya menjadi juara.
Setelah itu, Donadoni sempat melatih Napoli, Cagliari, Parma, dan Bologna, sebelum menutup karier sementara dengan menangani Shenzhen FC di Liga Super China pada 2020.
Meski belum pernah mengangkat trofi sebagai pelatih, Donadoni dikenal dengan gaya bermain menyerang dan pendekatan taktik yang mengandalkan penguasaan bola serta transisi cepat.
Juan Carlos Osorio – Juru Taktik dari Amerika Latin
Nama kedua adalah Juan Carlos Osorio, juru taktik asal Kolombia yang dikenal sebagai pelatih dengan pendekatan ilmiah dan disiplin ekstrem terhadap detail permainan.
Osorio memegang lisensi UEFA A dari FA Inggris serta sertifikat pelatihan dari KNVB Belanda. Ia juga pernah bekerja sebagai analis di Manchester City pada awal 2000-an sebelum terjun menjadi pelatih kepala.
Kariernya mencakup klub dan tim nasional ternama: Sao Paulo, New York Red Bulls, Atletico Nacional, Timnas Paraguay, dan tentu saja Timnas Meksiko.
Di bawah kepemimpinannya, Meksiko tampil luar biasa di Piala Dunia 2018 Rusia, termasuk kemenangan bersejarah 1–0 atas juara bertahan Jerman pada fase grup, salah satu hasil paling ikonik dalam sejarah sepak bola Meksiko.
Osorio dikenal luas karena gaya rotasinya yang unik dan kemampuan menganalisis lawan dengan cermat.
Ia sering disebut sebagai “El Recreacionista” (Si Inovator), karena gemar bereksperimen dengan formasi dan strategi sesuai karakter lawan.
Saat ini, ia berstatus tanpa klub setelah berpisah dengan Club Tijuana pada Maret 2025, membuat peluang bergabung ke Indonesia terbuka lebar.
Oscar Garcia – Murid Johan Cruyff
- OH Leuven
Pelatih ketiga yang disebut dalam laporan itu adalah Oscar Garcia, sosok yang tak kalah berpengalaman.
Lulusan akademi legendaris La Masia ini sempat menjadi asisten Johan Cruyff di Timnas Catalonia pada 2009, dan merupakan penganut filosofi tiki-taka ala Barcelona.
Setelah pensiun sebagai pemain pada 2005, Garcia melatih Barcelona U-19, lalu meniti karier di luar Spanyol dengan membawa Maccabi Tel Aviv juara Liga Israel 2012–2013 gelar pertama klub itu dalam satu dekade.
Setelahnya, ia melatih Brighton & Hove Albion di Inggris, Watford, Red Bull Salzburg, dan Celta Vigo.
Bersama Salzburg, Garcia mencatat masa keemasan dengan dua gelar Bundesliga Austria dan dua Piala Austria berturut-turut.
Gaya latihannya yang fokus pada penguasaan bola, pressing tinggi, dan kombinasi cepat menjadikannya salah satu pelatih paling progresif asal Spanyol.
Kini, pria berusia 52 tahun itu juga tidak memiliki klub, membuka kemungkinan besar untuk kembali ke level internasional.
Meski tiga nama besar tersebut dikaitkan dengan kursi pelatih Timnas Indonesia, PSSI belum memberikan konfirmasi resmi. Erick Thohir menegaskan, federasi tidak ingin terburu-buru menentukan pilihan.
“Kami sedang melakukan penjajakan ke berbagai pihak. Ini bukan hanya soal reputasi, tapi juga soal kesesuaian visi dengan program jangka panjang sepak bola nasional,” ujar Erick.
Menurut Erick, pelatih baru nanti diharapkan tidak hanya membawa prestasi jangka pendek, tetapi juga mampu menyusun sistem pembinaan pemain muda agar Timnas Indonesia memiliki fondasi kuat untuk masa depan.
“Karena itu kami masih berhati-hati dan menjaga komunikasi dengan semua pihak. Kami ingin pelatih yang bisa membangun, bukan hanya menang sesaat,” tegasnya.
Load more