Media Arab Tiba-tiba Pertanyakan Status Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia: Susul Malaysia Dapat Sanksi Berat FIFA?
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/app/Spt.
Jakarta, tvOnenews.com - Media Arab Saudi tiba-tiba membahas soal potensi Timnas Indonesia menyusul Malaysia terkena sanksi FIFA terkait persoalan pemain naturalisasi. Hal ini diungkapkan jelang pertemuan kedua tim di ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Sebelumnya, FIFA akhirnya mengumumkan hasil investigasi Komite Disiplin (Komdis) yang mengungkap adanya pemalsuan dokumen naturalisasi tujuh pemain oleh Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM).
Dalam laporan resminya, FIFA menyatakan telah menemukan bukti manipulasi data kelahiran yang digunakan untuk memperkuat klaim kewarganegaraan Malaysia dari tujuh pemain asing tersebut. Pemalsuan itu terutama terjadi pada dokumen kakek dan nenek para pemain yang dijadikan dasar proses perpindahan federasi.
Tujuh pemain yang terlibat dalam kasus ini adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomás Garcés, Rodrigo Julián Holgado, Imanol Javier Machuca, João Vitor Brandão Figueiredo, Jon Irazábal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.
- FA Malaysia
Temuan Komdis FIFA menunjukkan tidak satu pun kakek atau nenek dari tujuh pemain tersebut yang lahir di Malaysia. Sebaliknya, mereka justru berasal dari negara-negara seperti Spanyol, Argentina, Brasil, dan Belanda.
Salah satu contoh mencolok berasal dari Facundo Garces, pemain yang kini memperkuat klub Spanyol Alaves. Dalam berkas yang diserahkan ke FIFA, disebutkan bahwa kakeknya, Carlos Rogelio Fernandez, lahir di Penang, Malaysia.
Namun, hasil pemeriksaan mendalam membuktikan data tersebut palsu. Berdasarkan dokumen asli, Fernandez lahir di Villa Maria Selva, Santa Fe de la Cruz, Argentina.
FIFA juga menegaskan bahwa enam pemain lainnya menggunakan dokumen dengan pola manipulasi serupa, di mana tempat kelahiran kakek dan nenek mereka diubah menjadi wilayah Malaysia.
- FIFA.com
Temuan ini membuat FIFA mengambil langkah tegas. Organisasi yang bermarkas di Zurich tersebut menjatuhkan sanksi berat kepada tujuh pemain dan juga kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM).
Berdasarkan keputusan resmi, ketujuh pemain dinyatakan melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA (FDC) yang mengatur soal penggunaan dokumen palsu. Sebagai konsekuensinya, mereka dilarang mengikuti seluruh kegiatan yang berhubungan dengan sepak bola selama 12 bulan, terhitung sejak 26 September lalu, bertepatan dengan tanggal pemberitahuan keputusan.
Selain hukuman larangan bermain, masing-masing pemain juga dikenai denda sebesar CHF 2.000 atau sekitar Rp41,8 juta. Sementara itu, FAM harus membayar denda jauh lebih besar, yakni CHF 350.000 atau sekitar Rp7,3 miliar.
Media Arab, HiHi 2 ikut menyoroti soal potensi Timnas Indonesia akan mendapatkan hukuman serupa dari FIFA. Apalagi, skuad Garuda saat ini diisi oleh banyak pemain keturunan yang dinaturalisasi.
"Media massa telah menyebarkan berita tentang sanksi FIFA terhadap Malaysia terkait kasus naturalisasi, yang menimbulkan pertanyaan tentang status tim nasional Indonesia, yang mencakup sejumlah pemain naturalisasi," tulis HiHi 2.
Namun, pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, pun menegaskan bahwa dirinya tidak memikirkan hal tersebut. Fokus saat ini adalah meraih hasil maksimal untuk laga kontra Arab Saudi.
"Saya tidak memikirkan isu naturalisasi atau sanksi terkait. Fokus saya sepenuhnya pada pertandingan besok," tulis HiHi 2.
Sementara itu, proses naturalisasi yang dilakukan oleh PSSI selama ini berjalan dengan sangat baik. Setiap pemain keturunan yang akan menjalani proses tersebut selalu menjalani verifikasi sangat ketat.
Bahkan, beberapa pemain harus menjalani proses naturalisasi yang begitu panjang untuk memastikan data tidak salah. Bukan hanya itu, beberapa pemain pun dibatalkan prosesnya karena data yang tersedia tidak cukup kuat untuk diajukan kepada FIFA. (fan)
Load more