Garuda Gagal Lolos ke Piala Asia U-23, Legenda Timnas Indonesia Tantang Bung Towel Lantaran Sering Menyerang Shin Tae-yong: Anda Pernah Main Melatih?
- Tangkapan Layar YouTube tvOne dan tvOnenews.com - Julio Tri Saputra
tvOnenews.com - Nama Shin Tae-yong kembali menjadi perbincangan setelah Gerald Vanenburg gagal membawa Timnas Indonesia U-23 lolos ke Piala Asia U-23 2026 di Arab Saudi.
Skuad Garuda sekarang dinilai downgrade, lantaran di era kepelatihan Shin Tae-yong, dapat mencetak sejarah gemilang hingga mencapai semifinal Piala Asia U-23 2025.
Pada edisi 2024 yang lalu, timnas Indonesia U-23 berhasil mencuri perhatian Asia. Di bawah kepimpinan Shin Tae-yong, Garuda Muda berhasil menyingkirkan tim-tim tangguh seperti Australia dan Yordania, dan menciptakan sejarah dengan mencapai perempat final serta semifinal Piala Asia U-23 untuk pertama kalinya setelah mengalahkan Korea Selatan dengan penuh drama.
Pencapaian tersebut semakin indah karena Indonesia nyaris mendapatkan tiket ke Olimpiade Paris 2024, sebelum langkah mereka terhenti oleh Guinea pada fase yang sangat krusial.
Namun, situasi yang berbeda terjadi di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026. Timnas Indonesia tidak dapat melanjutkan performa positifnya setelah hanya mampu bermain imbang melawan Laos dan mengalami kekalahan dari Korea Selatan.
Sementara itu, publik mungkin masih ingat dengan bagaimana Bung Towel yang selalu mengkritik Shin Tae-yong dengan keras, di mana kali ini sangat pengamat mendapat peringatan keras dari legenda Timnas Indonesia.
Rochi Putiray adalah salah satu legenda sepak bola Indonesia yang dikenal dengan gaya permainan agresif dan penampilannya yang nyentrik.
- tvOnenews.com/Taufik Hidayat
Berkarier di era 1990-an hingga awal 2000-an, ia sempat mencicipi kompetisi luar negeri dan mencetak sejarah dengan dua gol ke gawang AC Milan. Meski sudah pensiun, jejaknya tetap kuat dalam ingatan pencinta sepak bola nasional.
Rochi Putiray tantang Bung Towel
Hal itu bermula ketika ia menyatakan hanya ada dua pelatih Timnas Indonesia yang menurutnya bagus.
Yang pertama adalah Luis Milla, dan yang kedua adalah Shin Tae-yong.
"Yang kita lihat berapa persen (pemain kita) Shin Tae-yong pegang sampai dia dipecat, berapa persen pamain lokal kita yang dipulangin karena indisipliner. Nah artinya memang itu yang harus kita belajar," tuturnya dilansir dari kanal Youtube Vindes.
Pria kelahiran Ambon itu mengaku tidak mengerti alasan PSSI sampai memecat Shin Tae-yong, padahal menurutnya progres ada.
"Yang saya tidak tahu dengan pola pikir desainnya, yang mereka lihat suksesnya dimana, mereka bilang Shin Tae-yong nggak pernah menang juara, tapi kan banyak hasil yang dia bikin," tuturnya.
"Kita punya peringkat FIFA naik, anak-anak punya proges, semua hal yang positif. Di luar selain juara, satu kali juara tapi tiga tahunnya hilang, buat apa? tapi kalau macam ini (era STY), progres terus, progres terus, yang dibentuk kan pondasi," pungkasnya.
"Jadi kita punya mental, kita punya karakter, itu kan rata-rata netizen tidak tahu," sambungnya.
Kemudian, legenda yang punya gaya nyentrik membahas soal satu isu yang paling sorot mengenai pemecatan Shin Tae-yong yakni dinamika ruang ganti.
- PSSI
Dia pun mengaku geram dengan pengamat sepak bola yang kerap kritik Shin Tae-yong, Bung Towel.
"Saya pengen tuh satu frame sama dia (Bung Towel), mudah-mudah diundang deh berdua," tuturnya.
Rochi Putiray, yang pernah mengalahkan AC Milan saat memperkuat Kitchee SC itu ingin melontarkan pertanyaan tajam, jika bertemu Bung Towel.
"Saya cuman pingin tanya, pernah main bola? gitu aja, pernah dilatih? ya kan kamu nggak tahu," tuturnya.
Ia mengaku sebagai seorang pelatih di akademi, sangat paham bagaimana membentuk karakter itu tidak mudah.
"Untuk merubah mereka punya pola pikir yang modern, itu tidak mudah," ungkapnya. (ind)
Load more