Tak Tahan Lagi, Marselino Ferdinan Ungkap Perbedaan 'Sepak Bola' di Indonesia, Belgia, dan Inggris: Sampai Sana, Saya Baru Tahu The Real Football Itu...
tvOnenews.com - Tak mau tutupi lagi, Marselino Ferdinan blak-blakan soal perbedaan sepak bola di Indonesia dan di luar negeri, termasuk Belgia, dan Oxford United.
Gelandang muda andalan Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan, kembali menjadi sorotan publik setelah ia bersama striker naturalisasi Ole Romeny tiba di Indonesia untuk membela Oxford United dalam ajang Piala Presiden 2025.
Kehadiran duo pemain ini tak hanya menarik karena prestasi mereka, tetapi juga karena perjalanan karier Marselino yang sarat pembelajaran dari luar negeri.
Marselino yang memulai karier profesional di Liga 1 bersama Persebaya Surabaya pada 2021, kini telah merasakan atmosfer tiga liga berbeda: Indonesia, Belgia, dan Inggris.
Dalam wawancara di kanal YouTube Oxford United, pemain kelahiran Jakarta ini membagikan pengalaman uniknya selama menimba ilmu sepak bola di luar negeri.
- Tangkapan layar Youtube Vindes
Menurut Marselino, setiap negara memiliki karakteristik sepak bola yang khas. Di Indonesia, permainan lebih menonjolkan kecepatan.
Sementara itu, saat membela KMSK Deinze di Liga 2 Belgia selama dua musim, ia mulai memahami pentingnya taktik, struktur permainan, dan aspek fisik yang lebih terukur.
Ia mencatat satu gol dalam tujuh pertandingan bersama klub tersebut, namun pengalaman yang ia dapatkan jauh melampaui statistik itu.
“Banyak bedanya karena di Indonesia lebih konteksnya dalam hal kecepatan. Kalau di sini (Inggris) lebih ke struktur, taktikal, out of possession dan in possession-nya lebih compact dan kompleks,” ujar Marselino, dikutip dari YouTube Oxford United.
Meski hanya bermain beberapa laga di Belgia, Marselino menyebut bahwa gaya bermain di sana cukup mirip dengan Inggris.
- Instagram @oufcofficial
Namun, ia menekankan bahwa kompetisi di Championship (Divisi 2 Inggris) lebih menuntut kekuatan fisik dan intensitas tinggi dalam setiap laga.
“Belgia sama Inggris enggak terlalu beda jauh, tapi di sini fisiknya lebih berat,” tambahnya.
Sejak bergabung dengan Oxford United pada April 2024, Marselino mulai mendapat panggung di level yang lebih kompetitif.
Ia mengakui bahwa masa-masa awal berkarier di Eropa menjadi titik balik dalam hidupnya sebagai pesepak bola profesional.
Dalam wawancara bersama channel Vindes, Marselino mengaku baru memahami arti sebenarnya dari “pemain bola yang profesional” setelah bermain di luar negeri.
"Puji Tuhan, karier saya di luar negeri cukup cepat naik. Di Belgia saya merasa bisa mengikuti ritmenya. Tapi begitu sampai sana, saya tahu, the real football itu seperti apa. Harus gym, makan yang benar. Dulu waktu di Indonesia, saya belum tahu caranya jadi pemain bola yang benar. Mungkin sekarang sudah berubah, tapi dulu saya baru sadar di Belgia bahwa jadi pesepak bola itu ada proses dan disiplin yang wajib dijalani," ucap Marselino, dikutip dari YouTube Vindes, Sabtu (05/07/25).
- Tangkapan layar Youtube Vindes
Pernyataan Marselino ini juga membuka ruang diskusi tentang perbedaan sistem pengembangan pemain antara Liga 1 Indonesia dan liga-liga Eropa.
Ia menyayangkan minimnya edukasi dan struktur profesional di masa awal kariernya di tanah air, meski kini mulai melihat perubahan positif di tubuh sepak bola nasional, terutama sejak hadirnya pelatih asing seperti Shin Tae-yong.
Pengalaman Marselino bisa menjadi pelajaran penting bagi para pemain muda di Indonesia yang bercita-cita merumput di luar negeri.
Ia membuktikan bahwa mental, fisik, dan kesadaran akan pentingnya nutrisi dan latihan terstruktur adalah kunci utama untuk bisa bersaing di panggung internasional.
Kini bersama Oxford United, ia berharap bisa berkembang lebih jauh dan mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia.
Sementara itu, kehadiran Marselino dan Ole Romeny di Indonesia untuk membela Oxford United dalam Piala Presiden 2025 turut dinantikan para penggemar.
Turnamen pramusim ini akan menjadi ajang unjuk gigi bagi klub-klub asing sekaligus memberi kesempatan bagi pemain seperti Marselino untuk memperlihatkan kualitasnya di hadapan publik tanah air.
Dengan latar belakang pengalaman bermain di tiga negara dan komitmen untuk terus berkembang, Marselino Ferdinan menjadi contoh nyata bahwa pemain Indonesia bisa bersaing di level yang lebih tinggi.
Asal memiliki tekad dan mau belajar dari sistem yang lebih profesional. Seperti katanya, "The real football itu baru saya temukan ketika keluar dari zona nyaman." (udn)
Load more