Tak Mau Kalah dengan Timnas Indonesia, Vietnam Sampai Rombak Undang-undang Negaranya Demi Muluskan Naturalisasi 100 Pemain
- VFF
tvOnenews.com - Dulu hujat habis-habisan Timnas Indonesia karena dihuni banyak pemain keturunan, kini tim nasional Vietnam sedang gencar untuk melakukan naturalisasi.
Bukan cuma untuk atlet sepakbola saja, Vietnam juga membuka peluang sebesar-besarnya untuk naturalisasi atlet di olahraga lainnya.
Tim berjuluk The Golden Star Warriors ini tampaknya kini tersadar setelah melihat kegemilangan Timnas Indonesia yang lolos Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia round 4.
Tak hanya itu, perpaduan pemain lokal dan pemain keturunan yang bermain di Eropa membuat performa skuad Garuda sangat berkembang, baik dari fisik hingga visi bermain.
Terlebih lagi saat ini skuad Garuda dilatih oleh pelatih asal Belanda, Patrick Kluivert, dirinya sebagai suksesor Shin Tae-yong diharapkan membawa Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.
Pengalaman bermain di level tertinggi sepak bola Eropa tak bisa dipungkiri, sebut saja Jay Idzes yang bermain di Serie A dengan klubnya Venezia.
Ada juga sejumlah pemain keturunan Timnas Indonesia yang bermain di kasta tertinggi Liga Belanda Eredivisie seperti Mees Hilgers (FC Twente), Ivar Jenner (Jong Utrecht) hingga Calvin Verdonk (NEC Nijmegen).
Melihat performa dan prestasi tim Garuda sejak adanya pemain keturunan, VFF Federasi Sepak Bola Vietnam terbuka matanya, dan meniru apa yang telah dilakukan oleh Timnas Indonesia.
- Venezia FC
Bahkan, kini Vietnam dikabarkan bakal merekrut 100 pemain naturalisasi untuk memperkuat timnas mereka dan mendongkrak performa.
Majelis Nasional telah memberikan suara untuk meloloskan Undang-undang yang merevisi sejumlah pasal dalam Undang-undang tentang Kewarganegaraan Vietnam yang berlaku sejak 1 Juli 2025.
Pasal ini untuk memudahkan seorang atlet menjadi Warga Negara Vietnam.
Dalam Undang-undang yang baru direvisi tersebut akan memungkinkan semua pemain asing yang berlaga di Liga Vietnam untuk memperoleh Kewarganegaraan Vietnam.
Media Vietnam juga memuji langkah ini dan menyebutnya sebaagi kemajuan yang luar biasa yang bisa menaikkan prestasi sepakbola Vietnam dan olahraga lainnya.
Perubahan ini tentunya diharapkan oleh publik dan fans sepakbola Vietnam untuk menciptakan kondisi bagi olahraga Vietnam.
Khususnya dalam hal ini cabang olahraga sepakbola, untuk menarik sumber daya dengan menarik pemain keturunan Vietnam di luar negeri dan pemain naturalisasi.
Hal ini berkaca pada keberhasilan tim Asia Tenggara lain dalam program naturalisasi seperti Timnas Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Kamboja.
Timnas Malaysia yang diisi banyak pemain naturalisasi baru saja mengalahkan timnas Vietnam asuhan pelatih Kim Sang-sik di babak kualifikasi terakhir Piala Asia 2027.
Hasil ini memberikan tekanan signifikan sekaligus tamparan keras bagi Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) dan juga pelatih Kim Sang-sik.
Sejatinya, Vietnam sudah enggunakan pemain naturalisasi, tetapi jumlahnya terbatas di antaranya Nguyen Xuan Son, Cao Pendant Quang Vinh dan Filip Nguyen.
Meski belum banyak, terdapat banyak perubahan dalam performa tim Vietnam, bisa terlihat dari lini depan, Nguyen Xuan Son menjadi ujung tombak di Piala AFF 2024.
- Laman resmi VFF
Pemain asal Brasil bernama asli Rafaelson Bezerra Fernandes itu juga menjadi pencetak gol terbanyak di Piala AFF 2024 sekaligus membawa tim menjadi Juara.
Faktanya, sepakola merupakan pelopor dalam penggunaan pemain Vietnam yang dinaturalisasi dan pemain luar negeri. Namun, terkait masalah ini, Presiden Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) Tran Quoc Tuan juga sependapat bahwa Vietnam perlu mempertimbangkan banyak aspek saat menggunakan pemain yang dinaturalisasi.
Kendati demikian, jika pemain yang dinaturalisasi digunakan secara luas, Menurut Ketum PSSI-nya Vietnam itu tim sepakbola mereka dapat memiliki tim yang kuat dalam 1-2 tahun tetapi sistem domestik akan melemah.
"Pengembangan berkelanjutan klub-klub domestik menjadi landasan bagi kami untuk terus berkembang. Jika kami menggunakan banyak pemain naturalisasi, motivasi pemain domestik dapat terpengaruh," ucap Tran Quoc Tuan dilansir dari Soha.
"Dan pelatihan pemain muda juga akan menghadapi kesulitan. Kami juga tidak dapat mengabaikan faktor identitas, budaya, dan kebanggaan," tutupnya. (ind)
Load more