Tangis Kevin Diks Pecah Saat Sadar Harus Berpisah dengan FC Copenhagen
- FC Copenhagen
Jakarta, tvOnenews.com - Pertandingan antara FC Copenhagen melawan Silkeborg IF di final Piala Denmark, Kamis (29/5/2025) menjadi laga terakhir bagi pemain Timnas Indonesia, Kevin Diks.
Dilepas secara gratis ke Borussia Monchengladbach, Kevin Diks menutup perjalanan karirnya di Denmark dengan mempersembahkan dwigelar alias double winner bagi FC Copenhagen setelah mendapatkan gelar juara Liga Denmark.
Bergabung sejak musim 2021 lalu, FC Copenhagen memilih untuk tak memperpanjang kontrak Kevin Diks.
Pada saat yang sama, klub Bundesliga pun memboyong Kevin Diks bahkan sejak awal putaran kedua lalu
Di akhir pertandingannya bersama klub, Kevin Diks ternyata tak bisa menahan rasa tangisnya.
"Itu adalah air mata dari lubuk hati paling dalam," kata Kevin Diks dikutip dari laman bold.
Momen emosional sang pemain pun ternyata menular pada rekan satu timnya.
Perjalanan Kevin Diks pun benar-benar berakhir. Waktu empat tahun bersama klub tentu sudah menjadi bagian dari sejarah karir sepak bolanya.
"Saya tidak akan mengatakan semua yang mereka katakan, tapi yang paling berkesan adalah terima asih, mereka mengucapkan terima asih atas waktu yang kita habiskan dan kenangan indah di dalamnya," kata Kevin.
Kevin mengakui jika mereka tak mengucapkannya, tangisnya tak akan sepecah itu.
"Tentu saja orang-orang mengatakan beberapa hal pribadi yang membuat saya semakin menangis, karena memang itu adalah hal-hal yang sangat saya hargai," katanya.
Enam bulan terakhir di FC Copenhagen masih menjadi mimpi terburuk Kevin Diks.
Cedera panjang, hilang dari posisi inti hingga keputusannya membela Timnas Indonesia menjadi naik turun sang pemain.
Sampai akhirnya titik terendahnya ada pada April lalu, dimana kontraknya sudah dipastikan tak diperpanjang.
"Saya benar-benar hancur, saya tidak memiliki kendali sepak bola dalam hal membantu tim," kata Kevin Diks.
Dia mengakui banyak membantu di luar lapangan ketika menepi kaarena cedera. Namun mengingat dia bukanlah pelatih-pemain, sulit baginya untuk menggerakkan para emain.
"Tetapi saya melakukannya untuk menjadi rekan setim terbaik," kata Kevin.
Load more