Sindiran Pedas Pelatih Belanda untuk Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia: Jujur saja, Para Pemain ini Tak akan Memilih Indonesia jika...
- tvOnenews.com/Taufik Hidayat
tvOnenews.com - Program naturalisasi yang dijalankan Timnas Indonesia kembali mendapat sorotan tajam dari pelatih asal Belanda, Robert Maaskant.
Dalam sebuah podcast, Maaskant melontarkan kritik pedas terhadap para pemain keturunan yang memperkuat skuad Garuda.
Menurutnya, pemain keturunan hanya memilih Timnas Indonesia karena tidak memenuhi syarat untuk membela Timnas Belanda.
- Instagram Robert Maaskant / Patrick Kluivert
Robert Maaskant, yang saat ini menangani Helmond Sport, menyampaikan opininya dalam podcast bertajuk De Maaskantine. Pernyataannya muncul setelah laga Indonesia vs Australia pada Kamis (20/3).
Dalam wawancara tersebut, Maaskant menilai para pemain keturunan yang kini menjadi andalan Timnas Indonesia sejatinya tidak memiliki kualitas mumpuni di level internasional.
“Mereka pemain hebat di Eredivisie, tapi tentunya grup mereka (pemain keturunan) tak ada apa-apanya di level internasional,” kata Maaskant, dikutip dari Sportnieuws.
Lebih lanjut, Maaskant menyatakan bahwa tim yang dihuni oleh pemain-pemain "rata-rata" tidak bisa langsung berubah menjadi skuad top dalam waktu singkat.
- tvOnenews.com/Taufik Hidayat
Ia juga menyebut bahwa pemain keturunan di Timnas Indonesia terlalu dilebih-lebihkan oleh media.
“Jika Anda punya pemain ‘rata-rata’ di level internasional, Anda tak bisa mengharapkan punya tim top dalam semalam,” ucap Maaskant.
Maaskant menegaskan bahwa para pemain keturunan ini sejatinya tidak akan memilih Indonesia jika mereka memiliki kesempatan membela Belanda.
Menurutnya, naturalisasi di Indonesia hanya menjadi alternatif setelah gagal menembus skuad Oranje.
- Instagram @rarapawang_cahayatarot
“Tapi jujur saja, para pemain ini (keturunan) tak akan memilih Indonesia jika mereka memenuhi syarat untuk membela Timnas Belanda,” tegas Maaskant.
Pernyataan ini memang tidak sepenuhnya keliru.
Sejumlah pemain keturunan sebelumnya memang lebih memprioritaskan membela negara kelahirannya sebelum akhirnya beralih ke Timnas Indonesia.
Contohnya adalah Kevin Diks, bek berusia 28 tahun yang awalnya menolak dinaturalisasi karena masih berharap mendapat panggilan dari Timnas Belanda.
- X @timnasindonesia
Namun, setelah tak kunjung dipanggil, ia akhirnya menerima tawaran untuk membela Indonesia pada Oktober 2024.
Hal yang sama juga terjadi pada Emil Audero, kiper yang lebih dulu berjuang untuk bisa menembus Timnas Italia.
Sayangnya, harapan itu tak terwujud, sehingga ia akhirnya memilih dinaturalisasi oleh Indonesia.
Terlepas dari kritik Maaskant, program naturalisasi terbukti membawa dampak positif bagi Timnas Indonesia.
Kehadiran para pemain keturunan membantu skuad Garuda melaju lebih jauh di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Bahkan, peluang Indonesia untuk lolos ke putaran final masih terbuka lebar, baik melalui jalur otomatis maupun playoff di putaran keempat dan kelima.
Saat ini, Timnas Indonesia berada di posisi keempat Grup C dengan koleksi enam poin, jumlah yang sama dengan Bahrain.
Indonesia unggul produktivitas gol sehingga berhak menduduki peringkat keempat.
Dengan dua laga tersisa, Indonesia harus tampil maksimal untuk menjaga asa lolos ke putaran selanjutnya.
Sanggupkah skuad Garuda membuktikan bahwa program naturalisasi bukan sekadar "jalan pintas", melainkan kunci kebangkitan sepak bola Indonesia? (udn/asl)
Load more