Jose Mourinho 12 Tahun Lalu Pernah Sebut kalau Timnas Indonesia itu Lemah Banget soal ini, Bahkan Eks Pelatih AS Roma itu Bilang...
- The Guardian
tvOnenews.com - Pelatih ternama asal Eropa, Jose Mourinho, pernah melontarkan kritik tajam terhadap performa timnas Indonesia sekitar 12 tahun lalu. Mourinho, yang telah memenangkan dua kali Liga Champions, menyampaikan pendapatnya usai laga pramusim Chelsea di Jakarta pada 25 Juli 2013.
Saat itu, Chelsea yang diperkuat bintang-bintang seperti John Terry, Demba Ba, Victor Moses, Romelu Lukaku, dan Eden Hazard, menghancurkan Indonesia All-Star dengan skor telak 8-1 di Stadion Gelora Bung Karno.
Satu-satunya gol Indonesia bahkan tercipta akibat kesalahan pemain Chelsea, Tomas Kalas, saat mengantisipasi umpan Greg Nwokolo.
Usai pertandingan, Mourinho mengkritik habis penampilan skuad Indonesia. "Saya tidak melihat sesuatu yang istimewa dari permainan Indonesia All-Stars.
Jika para pemain Indonesia tidak memiliki kemampuan spesial, maka bermainlah dengan penuh semangat dan kebanggaan,” kata Mourinho dalam konferensi pers usai laga.
Namun, situasi berbalik sejak timnas Indonesia ditangani oleh Shin Tae-yong pada tahun 2019. Pelatih asal Korea Selatan itu membawa perubahan besar dalam tubuh tim Garuda, baik dari segi performa, taktik, hingga mentalitas para pemain.
Shin Tae-yong membuktikan bahwa timnas Indonesia mampu bersaing di level Asia bahkan mendekati panggung dunia.
Shin Tae-yong sukses membawa timnas Indonesia lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia sebuah pencapaian bersejarah bagi sepak bola Indonesia.
Selain itu, ia juga berhasil mengantarkan timnas Indonesia U-23 menembus semifinal Piala Asia U-23, meski gagal merebut tiket ke Olimpiade Paris 2024.
Prestasi lain yang tidak kalah membanggakan adalah keberhasilan timnas senior mencapai babak 16 besar Piala Asia 2023 dengan mengalahkan tim-tim unggulan.
Sayangnya, setelah era emas di bawah Shin Tae-yong, timnas Indonesia kini menghadapi tantangan besar di bawah pelatih baru, Patrick Kluivert.
Pelatih asal Belanda ini ditunjuk untuk menggantikan Shin Tae-yong setelah kontraknya berakhir pada awal 2025.
- Kolase Tim tvOnenews
Kluivert dihadapkan pada ujian berat di laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Australia.
Hasilnya, tim Garuda harus menelan kekalahan telak 5-1 dari Australia — sebuah kenyataan pahit yang mengingatkan pada masa-masa sulit sebelum era Shin Tae-yong.
Meski begitu, Shin Tae-yong telah meninggalkan fondasi yang kuat bagi sepak bola Indonesia.
Dalam sebuah wawancara, Shin Tae-yong menyebutkan bahwa proses membangun timnas Indonesia memang memerlukan waktu dan ketekunan.
"Sepak bola selalu seperti itu, tidak instan, tidak bisa secepat itu," ujarnya. "Makanya ada proses, makanya saya akan satu per satu, step by step, tujuan terakhirnya kita lolos ke Piala Dunia."
Ucapan Shin Tae-yong ini selaras dengan filosofi pembangunan tim yang dijalankan banyak pelatih sukses di dunia.
Pencapaian Shin Tae-yong tidak hanya membuktikan bahwa kritik Mourinho sudah tidak relevan, tetapi juga menjadi bukti bahwa Indonesia bisa berbicara banyak di kancah internasional jika proses pembinaan berjalan dengan konsisten.
Meskipun kekalahan telak dari Australia di bawah Kluivert menunjukkan bahwa jalan menuju Piala Dunia 2026 masih penuh tantangan, fondasi yang dibangun oleh Shin Tae-yong memberikan harapan besar.
Jika timnas Indonesia mampu mempertahankan semangat dan terus berkembang, bukan tidak mungkin mimpi tampil di Piala Dunia bisa terwujud suatu hari nanti.
Dengan fondasi yang telah ditanam Shin Tae-yong dan tantangan yang dihadapi Patrick Kluivert, Timnas Indonesia kini menghadapi fase krusial dalam perjalanannya.
Kritik Mourinho mungkin sempat menjadi kenyataan di masa lalu, namun kini tim Garuda telah membuktikan bahwa mereka layak diperhitungkan di level Asia dan dunia. (udn)
Load more