Sandy Walsh Bukan Orang Pertama, Inilah 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bermain di Liga Jepang, Nomor 5 Bikin Sejarah Nama
- Kolase tvOnenews.com / tangkapan Layar Akun X @prompt_fmarinos / Instagram/Irfan Bachdim
- @tokyo_verdy
Bek andalan Timnas Indonesia, Pratama Arhan pernah mencicipi ganas dan betapa kompetitifnya Liga Jepang dengan membela Tokyo Verdy.
Tokyo Verdy, klub kasta kedua Liga Jepang yang membuat gebrakan dengan mendatangkan anak kesayangan Shin Tae-yong, Pratama Arhan pada tahun 2020.
Namun cukup disayangkan, Pratama Arhan jarang mendapatkan menit bermain, sama halnya dengan Irfan Bachdim meski telah tiga musim berada di Tokyo Verdy.
Pratama Arhan kini bermain di Liga Thailand, Bangkok United, suami Azizah Salsha itu menjadi pilihan utama sekaligus bintang klub dan baru-baru ini dinobatkan sebagai pemain muda terbaik Thai League
- Cerezo Osaka
Justin Hubner merupakan pemain andalan Shin Tae-yong di Piala Asia U-23 2024, dia tampil solid di lini pertahanan.
Justin Hubner pengalaman bermain di Liga Inggris, dengan membela tim muda yakni Wolves U-21.
Kemudian, dia hijrah membela Cerezo Osaka, sebuah klub yang berkompetisi di J1 League.
Tak berakhir baik, Justin Hubner mengungkapkan kekecewaannya di Cerezo Osaka, lantaran tak diberi menit bermain.
Ia pun memutuskan cabut dari Cerezo Osaka, dan menyebut bahwa klub Jepang itu hanya memanfaatkan popularitas.
5. Ricky Yacobi
- Tangkapan layar Youtube Cerita Bola Toplist - Instagram @pratamaarhan8
Ricky Yacobi merupakan striker legendaris Timnas Indonesia yang pernah berkarier di Liga Jepang.
Pada penghujung tahun 1980-an, pria kelahiran Medan, Sumatera Utara itu sempat direkrut oleh klub raksasa Liga Jepang bernama Matsushita Electric FC.
Matsushita Electric FC merupakan klub yang menjadi cikal bakal Gamba Osaka.
Ricky Yakobi bermain di kompetisi sepak bola semi amatir Japan Soccer League.
Adapun salah satu fakta tentang Ricky Yacobi adalah terjadi perubahan nama saat pulang dari Jepang.
Dia menjelaskan bahwa perubahan namanya tersebut menjadi Ricky Yacobi karena kebiasaan orang Jepang yang kesulitan menyebutkan kata dengan akhiran huruf konsonan mati.
Load more