tvOnenews.com - Kesuksesan Timnas Indonesia hingga mencapai titik ini tak lepas dari peran besar Shin Tae-yong.
Pelatih asal Korea Selatan ini memang memiliki andil yang signifikan dalam meningkatkan kualitas Timnas Indonesia.
Shin Tae-yong sendiri mengungkapkan bahwa para pemain Timnas Indonesia sebenarnya memiliki bakat alami yang sangat baik.
Sayangnya, potensi tersebut seringkali tidak dapat dimaksimalkan karena berbagai faktor.
Setelah hampir empat tahun tinggal di Indonesia, Shin Tae-yong tampaknya benar-benar jatuh cinta dengan pesona negara ini.
Ambisi ini telah ia tunjukkan dengan menerapkan sistem pemangkasan generasi di Timnas Indonesia senior.
Namun, menurut media Korea, Chosun, rencana Shin Tae-yong untuk sepak bola Indonesia tidak berhenti di situ.
Media yang berbasis di Korea Selatan tersebut mengungkapkan bahwa pelatih berusia 53 tahun itu sebenarnya memiliki rencana jangka panjang untuk menjadikan sepak bola Indonesia semakin berjaya.
Hal ini yang kemudian membuat media-media Korea merasa cukup terkejut dengan visi besar Shin Tae-yong terhadap sepak bola Nusantara.
Media Korea bahkan merasa heran dan bertanya-tanya mengapa Shin Tae-yong bisa begitu mencintai dan peduli terhadap Indonesia.
Lalu, apa sebenarnya rencana jangka panjang Shin Tae-yong untuk Timnas Indonesia?
Segala upaya yang telah dilakukan Shin Tae-yong untuk Timnas Indonesia selama ini sudah sepatutnya mendapatkan apresiasi.
Apa yang telah diberikan oleh STY sejauh ini memang pantas untuk mendapatkan penghargaan yang luar biasa.
Hanya dalam beberapa tahun menangani skuad Garuda, Shin Tae-yong sudah berhasil membawa Timnas Indonesia menuju level yang lebih tinggi.
Salah satu langkah paling signifikan yang diambil Shin Tae-yong adalah kebijakan pemangkasan generasi.
Ia percaya bahwa Timnas Indonesia akan lebih mudah dibentuk dari segi teknik, fisik, dan mental jika dimulai sejak usia muda.
Selain itu, kehadiran pemain keturunan yang berkarier di Eropa turut mempermudah tugas Shin Tae-yong dalam membentuk tim yang solid di Timnas Indonesia.
Faktanya, langkah pemangkasan generasi yang diterapkan oleh Shin Tae-yong telah menghasilkan permainan Timnas Indonesia yang semakin bersinar.
Kini, skuad Garuda mampu bermain dengan intensitas tinggi, yang membuat banyak tim dari negara lain terkesan.
Sebagai contoh, di Piala Asia, Indonesia tampil dengan pemain-pemain muda, namun berhasil lolos hingga 16 besar untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Indonesia kembali menarik perhatian setelah sebagian besar pemain yang tampil di ajang Piala Asia 2024 adalah pemain yang sudah berpengalaman di level senior.
Kejutan besar datang ketika Timnas Indonesia tampil bukan seperti tim debutan, melainkan mampu melaju hingga semifinal.
Menurut media Korea, Chosun, pelatih Shin Tae-yong ternyata memiliki sebuah kejutan besar yang tengah dipersiapkan untuk sepak bola Indonesia.
Kejutan tersebut berkaitan dengan rencana jangka panjang Shin Tae-yong untuk membangun pondasi yang kuat bagi Timnas Indonesia di masa depan.
Bahkan, STY dikabarkan tengah mempersiapkan "Timnas Indonesia Generasi 2.0", sebuah generasi emas yang diharapkan dapat terus berkembang dan membawa kemajuan bagi sepak bola Indonesia.
Shin Tae-yong menjelaskan bahwa Timnas Indonesia sebenarnya tidak kekurangan pemain berbakat.
Namun, sayangnya, banyak pemain Indonesia yang kurang dibekali dengan pengetahuan sepak bola yang memadai.
Akibatnya, meskipun sudah memasuki usia senior, masih banyak pemain yang melakukan kesalahan dalam hal dasar-dasar sepak bola.
Selain itu, faktor non-teknis lainnya turut menghambat perkembangan sepak bola Indonesia.
Salah satu yang paling mencolok adalah mentalitas para pemain, yang belum sepenuhnya siap untuk selalu berjuang menang dan tidak takut melawan tim manapun, meskipun lawan di atas kertas jauh lebih unggul.
Berdasarkan hal-hal tersebut, Shin Tae-yong berencana memanfaatkan fasilitas yang dimilikinya, seperti Golden Visa, untuk membangun generasi sepak bola yang lebih siap dan berguna untuk masa depan.
Shin Tae-yong mengungkapkan kepada media Korea bahwa ia menyadari semakin besar tanggung jawabnya sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Dengan beban yang semakin berat, Shin Tae-yong akhirnya meminta dukungan, termasuk dari warga Korea Selatan, agar ia dapat terus meningkatkan level Timnas Indonesia.
Mantan pelatih timnas Korea Selatan ini juga mengajak suporter Timnas Indonesia untuk memberikan semangat kepada dirinya dan para pemainnya, terutama menjelang babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026.
"Sebagai orang Korea saya bekerja keras untuk mengangkat martabat negara di Indonesia. Meskipun saya tidak bertanggung jawab atas tim sepak bola Korea, saya berharap fans Korea menyemangati saya karena saya tampil baik di Indonesia," ucap Shin Tae-yong dilansir dari media Korea Selatan Chosun.
"Saya meminta suporter Timnas Indonesia untuk lebih menyemangati saya di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia. Ketua PSSI Erick Thohir dan saya melakukannya dengan baik jadi mohon dukungannya dengan antusias," lanjutnya.
Melihat ketulusan Shin Tae-yong, beberapa media Korea pun merasa heran mengapa ia begitu serius dalam menangani Timnas Indonesia.
Shin Tae-yong sendiri pernah mengungkapkan bahwa ia sering terharu dan menangis karena perlakuan baik yang diterimanya dari orang-orang di Indonesia.
Ia menganggap bahwa masyarakat Indonesia memiliki hati yang hangat dan sikap yang santai.
Pelatih asal Korea Selatan ini merasa sangat dicintai di Indonesia. Bahkan, ia membandingkan suasana kerjanya di Indonesia dengan saat ia menjadi pelatih Timnas Korea Selatan.
Shin Tae-yong menceritakan pengalamannya ketika tidak ada apresiasi yang diterimanya di Korea Selatan, meskipun ia berhasil membawa timnya lolos ke Piala Dunia 2018.
"Sebenarnya saya banyak menangis di Indonesia akhir-akhir ini karena
masyarakat Indonesia memiliki hati yang hangat. Walaupun agak santai, ada perasaan mengalah dan memberi satu sama lain," jelas Coach Shin.
"Dan dengan cara ini tidak peduli seberapa banyak saya melatihnya usai Piala Dunia tidak ada seorang pun di Korea yang bermurah hati kepada saya seperti ini. Namun sejujurnya ketika saya datang ke Indonesia negara lain memperhatikan saya dan datang ke Indonesia," tegas pelatih 53 tahun tersebut. (tsy)
Load more