Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo menyebut jika Proses naturalisasi Ole Romeny masih dalam tahapan kajian di PSSI.
Seperti yang diketahui, Ole Romeny menjadi calon pemain naturalisasi Timnas Indonesia sebagai amunisi tambahan di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Meski demikian, diketahui PSSI belum memulai tahapan untuk memulai proses naturalisasi sang pemain berposisi sebagai striker tersebut.
Hal itu disampaikan langsung Menpora Dito Ariotedjo dengan menyebut jika pihaknya masih menunggu langkah lebih lanjut dari PSSI.
Dito Ariotedjo mengatakan bahwa proses naturalisasi Ole Romeny masih dalam tahapan kajian di federasi.
"Sampai sekarang masih dalam kajian di PSSI," ujar Dito Ariotedjo di Gedung Kemenpora, Senin (25/11/2024).
"Tapi pekan lalu, saat yang bersangkutan (Ole Romeny) datang ke GBK, sudah disampaikan oleh Pak Ketum (Erick Thohir) bahwa PSSI akan melakukan naturalisasi terhadap Ole Romeny. Jadi kami masih menunggu," tambahnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan bahwa Ole Romeny bersedia untuk dinaturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Pemain FC Utrecht itu diproyeksikan bisa memperkuat Timnas Indonesia pada Maret mendatang.
"Kalau Ole, jika semuanya lancar, dia akan memperkuat Tim Nasional (mulai) bulan Maret," kata Erick Thohir beberapa waktu lalu.
Proses naturalisasi yang dilakukan Ole Romeny tampaknya tak secepat seperti yang pernah dilalui para pemain Timnas Indonesia sebelumnya.
Bila menilik ke belakang, ada sejumlah pemain seperti Mees Hilgers, Eliano Reijnders, dan Kevin Diks yang hanya butuh waktu beberapa hari untuk mulai masuk dan diproses pemerintah setelah bersalaman dengan Erick Thohir.
Kehadiran Ole Romeny diharapkan bisa membantu Timnas Indonesia mengingat pada Maret mendatang bakal kembali berlaga di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Skuad Garuda asuhan Shin Tae-yong dijadwalkan bakal melakoni laga tandang terlebih dahulu ke markas Australia pada 20 Maret 2025.
Lalu, Jay Idzes cs bakal berlanjut dengan menjamu Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) lima hari kemudian.
(igp)
Load more