tvOnenews.com - Kekecewaan netizen Indonesia atas hasil seri 2-2 antara Timnas Sepak Bola Indonesia melawan Bahrain dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia semakin memuncak.
Salah satu bentuk kekecewaan yang paling menonjol adalah aksi kreatif netizen di platform Google Maps, di mana mereka mengganti nama titik-titik lokasi di wilayah Bahrain menjadi "Mafia Bahrain" atau "AFC Mafia."
Lebih dari 50 titik lokasi baru disematkan di Google Maps, yang menyoroti kemarahan netizen terhadap keputusan wasit asal Oman, Ahmed Al Kaf, yang dianggap memihak Bahrain.
Ulasan-ulasan pada peta tersebut tidak hanya memberikan rating rendah.
Tetapi juga menyertakan komentar-komentar pedas terkait keputusan kontroversial Al Kaf yang membiarkan pertandingan berlangsung hingga menit tambahan ke-99, melebihi batas waktu normal.
Keputusan Al Kaf yang membiarkan laga diperpanjang hingga waktu tambahan yang begitu lama akhirnya menguntungkan Bahrain.
Pada menit ke-99, Mohamed Mahroon mencetak gol penyama kedudukan yang mengubur harapan Indonesia meraih tiga poin penuh.
Gol ini datang dari skema sepak pojok, membuat kiper Timnas Indonesia, Maarten Paes, tidak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan gawangnya.
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong, menyampaikan rasa kecewa mendalam terhadap keputusan wasit tersebut.
"Jika AFC ingin semakin maju, maka keputusan dan kepemimpinan wasit perlu diperbaiki," ujar Shin Tae Yong dalam konferensi pers pasca-pertandingan.
Dengan hasil imbang ini, Indonesia hanya mampu mengoleksi tiga poin dari tiga pertandingan, menempatkan mereka di posisi kedua terbawah di grup, setelah Jepang dan Australia.
Jika Timnas Indonesia mampu menang melawan Bahrain, mereka seharusnya bisa naik ke peringkat ketiga yang lebih aman.
Tidak hanya di Google Maps, netizen Indonesia juga meluapkan kekecewaannya di berbagai platform media sosial.
Salah satunya di Twitter, di mana tagar #AFCMafia mulai viral.
Akun X @dhemit_is_back memposting peta Bahrain dengan keterangan lokasi yang sudah berubah nama menjadi "AFC Mafia" dan "AFC Mafia Fulus".
Hingga berita ini dipublikasikan, postingan tersebut telah ditonton lebih dari satu juta views.
"Berani senggol Indonesia akibatnya ngeri Jalan Bahrain merah smua dan nama tempat di Google auto berubah. Jangan ya dek ya jangan jempol racing Nitizen Indonesia tidak terkalahkan sampai saat ini," tulis @dhemit_is_back.
Akun @cndystrpr27 berkomentar, "Coba warga indo 90% diberi kemampuan hacking, dah kelar pasti
tapi rata2 kemampuan warga indo cuma bisa akses lewat map, jadi segini aja udah cukup."
Salah satu netizen, @Udie_Ndableg, menulis, "#Afcmafia 90+6=99," menyindir waktu tambahan yang dianggap tidak masuk akal.
Banyak netizen lain yang mengikuti tren ini dengan menambahkan lokasi baru di Bahrain di Google Maps dengan nama-nama seperti "Bahrain Internasional Mafia AFC" dan "Bahrian Mafia AFC".
Salah satu ulasan dari akun bernama Dodi Choirul berbunyi, "Mafia bola terbaik di sini tempatnya," dengan nada sinis menyoroti dugaan kecurangan dalam pertandingan.
Selain di Google Maps dan Twitter, netizen juga menyerbu akun resmi Instagram AFC, federasi sepak bola Asia di bawah FIFA, dengan komentar-komentar yang menuduh Bahrain mendapat bantuan dari wasit.
Salah satu komentar datang dari akun @Anton.raj.malhotra yang menulis, "Bahrian, dunia telah melihatmu merampok kemenangan Indonesia yang dibantu oleh wasit."
Serangan dari netizen ini tak hanya sekadar komentar, tetapi juga ancaman di media sosial.
Salah satu akun bernama @ericksukma_rasyid menulis, "Kepada Salman bin Ibrahim Al Khalifa, kami akan membalas kejadian yang dilakukan negara Anda #bahrianmafiafootball dengan membantai pasukan Anda di Jakarta 10-0."
Meski demikian, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, meminta agar masyarakat dan pemain Timnas tidak terlalu lama terlarut dalam kekecewaan ini.
"Ada banyak opini tentang laga Timnas lawan Bahrain itu. Tapi, saya harap para pemain dan tim pelatih sudah lupakan itu," ungkap Erick dalam pernyataannya.
Erick menekankan pentingnya fokus pada pertandingan selanjutnya melawan China yang akan berlangsung dalam empat hari mendatang.
"Susun strategi yang lebih matang untuk hadapi China. Apalagi situasinya berbeda, mulai dari cuaca, kesiapan fisik, hingga lawan yang punya ambisi meraih poin pertamanya. Ini yang harus kita fokuskan dan waspadai," ujar Erick, memberikan semangat kepada Timnas Indonesia untuk bangkit.
Aksi protes netizen dengan mengubah peta Bahrain di Google Maps menjadi "AFC Mafia" dan "Mafia Bahrain" menunjukkan betapa dalamnya kekecewaan masyarakat terhadap keputusan-keputusan kontroversial di dunia sepak bola.
Namun, fokus pada pertandingan berikutnya melawan China dianggap sebagai langkah yang lebih bijak untuk memulihkan semangat Timnas Indonesia dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 ini. (udn)
Load more