tvOnenews.com - Kisah Emil Audero masih membekas di benak banyak penggemar sepak bola Indonesia, terutama karena keputusannya untuk menolak panggilan membela Timnas Indonesia di bawah asuhan Shin Tae-yong.
Emil, yang memiliki darah Indonesia dari sang ayah, Edy Mulyadi, lebih memilih untuk mempertahankan statusnya sebagai warga negara Italia dan berharap dapat menembus skuad Gli Azzurri, tim nasional Italia.
Keputusan tersebut membuat banyak orang bertanya-tanya tentang alasan di balik penolakan Emil, mengingat ia memiliki peluang untuk memperkuat Timnas Indonesia.
Emil Audero, yang kini bermain untuk Como di Serie A, menjadi sorotan bukan hanya karena keputusannya.
Tetapi juga karena komentar ayahnya yang menolak keras kemungkinan Emil bermain untuk Timnas Indonesia.
Dalam sebuah video yang viral di TikTok, ayah Emil dengan tegas menyatakan bahwa Emil lebih memilih fokus untuk memperjuangkan tempat di tim nasional Italia.
Meskipun persaingannya sangat ketat, terutama dengan kehadiran kiper-kiper top Italia seperti Gianluigi Donnarumma.
Komentar tersebut menjadi kontroversi di kalangan penggemar sepak bola Indonesia. Ayah Emil bahkan menyebutkan bahwa Indonesia belum mampu bersaing di level Asia, apalagi tampil di Piala Dunia.
“Kalau Emil ingin jadi pemain Piala Dunia, ya harus ambil di sana (Italia), dong. Indonesia lulus Asia saja enggak, apalagi Piala Dunia,” ujar pria yang diduga sebagai Edy Mulyadi dalam video tersebut.
Meskipun kualitas Emil Audero tidak diragukan lagi, kenyataannya, peluangnya untuk membela Italia semakin kecil.
Hingga saat ini, ia belum mendapatkan debut bersama Gli Azzurri karena Donnarumma masih menjadi pilihan utama di posisi penjaga gawang.
Dengan situasi ini, nama Emil Audero perlahan mulai terlupakan dalam konteks sepak bola Indonesia, apalagi dengan kehadiran Maarten Paes, kiper naturalisasi yang kini menjadi andalan Timnas Indonesia.
Maarten Paes, yang juga merupakan kiper naturalisasi, telah tampil luar biasa dalam dua laga terakhir Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Kehadirannya membawa angin segar bagi Tim Garuda, terutama setelah tampil gemilang dalam dua laga krusial melawan Arab Saudi dan Australia.
Dalam pertandingan melawan Arab Saudi, yang berakhir imbang 1-1, Paes mampu melakukan beberapa penyelamatan penting yang menjaga peluang Indonesia tetap hidup di babak kualifikasi.
Namun, puncak performa Maarten Paes datang saat Indonesia menghadapi Australia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
Laga yang digelar pada 10 Desember 2024 itu berakhir dengan skor 0-0, hasil yang sangat mengejutkan mengingat Australia adalah tim peringkat 24 dunia menurut FIFA.
Paes menjadi pahlawan dalam pertandingan tersebut, melakukan sejumlah penyelamatan krusial yang menggagalkan peluang emas Australia untuk mencetak gol.
Ia berhasil memblokir beberapa tendangan keras, termasuk dari situasi bola mati seperti tendangan pojok, dan bahkan terpilih sebagai Man of The Match dalam pertandingan tersebut.
Australia tampil dominan dengan menguasai 63 persen penguasaan bola, melepaskan 19 tembakan, memiliki 32 sentuhan di dalam kotak penalti Indonesia, serta mendapatkan 15 tendangan sudut.
Namun, semua peluang tersebut tidak mampu menembus tembok pertahanan yang dipimpin oleh Maarten Paes.
Kiper FC Dallas ini menunjukkan refleks yang luar biasa, menjaga gawangnya tetap bersih sepanjang pertandingan.
Penampilan Paes yang solid tidak hanya membantu Indonesia mendapatkan satu poin penting melawan Australia, tetapi juga memberikan tambahan 8,57 poin di peringkat FIFA, yang membuat Indonesia naik dari peringkat 132 ke 130 dunia.
Hasil imbang ini menjadi bukti bahwa Timnas Indonesia mampu bersaing di level internasional, terutama dengan adanya pemain berkualitas seperti Paes di posisi penjaga gawang.
Prestasi Paes di dua laga tersebut semakin memperkuat posisinya sebagai kiper utama Timnas Indonesia.
Kehadirannya juga menjadi pembuktian bahwa Timnas Indonesia kini memiliki kualitas penjaga gawang yang mampu bersaing di level Asia, sesuatu yang sempat diragukan oleh ayah Emil Audero.
Paes juga berperan penting dalam membantu Indonesia lolos ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, sebuah pencapaian yang semakin menegaskan progres signifikan di bawah kepemimpinan Shin Tae-yong.
Selain itu, peran Shin Tae-yong dalam mengembangkan Timnas Indonesia juga patut diacungi jempol.
Pelatih asal Korea Selatan tersebut tidak hanya berhasil membawa Timnas Indonesia tampil kompetitif di Kualifikasi Piala Dunia.
Akan tetapi juga sebelumnya sukses membawa Timnas U-23 Indonesia menembus semifinal Piala Asia U-23 dan Timnas senior mencapai babak 16 besar Piala Asia 2023.
Keberhasilan Maarten Paes di dua laga melawan Arab Saudi dan Australia seolah menjadi simbol kemajuan yang dialami Timnas Indonesia, sekaligus menutup cerita lama tentang Emil Audero yang memilih Italia daripada Indonesia.
Kehadiran Paes di bawah mistar memberikan harapan baru bagi Timnas Indonesia untuk terus berkembang dan bersaing di level internasional, dengan target utama lolos ke Piala Dunia 2026.
Dengan prestasi yang diraih oleh Paes, publik sepak bola Indonesia kini dapat melihat bahwa tim Garuda tidak lagi kekurangan talenta di posisi kiper.
Emil Audero mungkin telah memilih jalannya sendiri, tetapi Timnas Indonesia telah menemukan pahlawan baru di bawah mistar gawang yang siap membawa Indonesia ke level yang lebih tinggi. (udn)
Load more